Wednesday, October 19, 2011

RAKIT – KEBENARAN MULIA KEEMPAT: JALAN MENUJU AKHIR DUKKHA

Seorang laki-laki yang sedang kabur dari kejaran perampok sampai di sebuah tepian sungai.Dia menyadari bahwa seberang sungai sana akan lebih aman untuknya. Namun, sayangnya dia tidak melihat sebuah perahu atau jembatan untuk menyeberangi sungaitersebut.Jadi secepat kilat dia mengumpulkan kayu, batang, ranting, dan dedaunan untuk dijadikan sebuah rakit.Dan dengan bantuan rakit tersebut, dia akhirnya dapat menyeberang dengan selamat ke seberang sungai.(What Should We Know About Buddhism, by : Upa. Sasanasena Seng Hansen)

JEBAKAN MONYET – KEBENARAN MULIA KEDUA : SEBAB DUKKHA

Di Cina, monyet-monyet ditangkap dengan sebuah cara yang unik.Si pemburu pertama-tama akan mengambil sebuah kelapa.Dia kemudian membuat sebuah lubang yang hanya cukup bagi sebuah tangan masuk kedalamnya tanpa menggenggam apapun.Dia kemudian akan mengisi kelapa tersebut dengan kacang-kacangan dan meletakkannya di tempat-tempat yang biasa dilalui monyet.Sebelum pergi, si pemburu akan menyebarkan beberapa kacang disekitar kelapa.Cepat atau lambat, seekor monyet akan melalui tempat tersebut.

Pertama-tama si monyet akan memakan kacang yang ada ditanah.Kemudian si monyet akan menemukan bahwa di dalam kelapa terdapat lebih banyak kacang.Ketika dia memasukkan tangannya dan menggenggam kacang-kacang tersebut, si monyet akan kesulitan mengeluarkan tangannya.Dipaksa bagaimanapun juga tidak bisa keluar.Si monyet kemudian mulai menangis atau marah.Namunkarena tidak melepas genggamannya, tak lama kemudian si pemburu datang dan menangkapnya.(What Should We Know About Buddhism, by : Upa. Sasanasena Seng Hansen)

Saturday, October 15, 2011

KISA GOTAMI – KEBENARAN MULIA PERTAMA: DUKKHA

Kisa Gotami adalah seorang wanita muda dari keluarga kaya raya yang juga seorang istri dari seorang pedagang kaya. Ketika berusia sekitar setahun, anak laki-lakinya tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal.Larut dalam kesedihan, Kisa Gotami berkeliling dari rumah ke rumah dan memohon kepada setiap orang yang dia jumpai kalau ada yang bisa membangkitkan anaknya kembali. Tentu tidak ada seorang pun yang bisa menyanggupi permohonannya.

Akhirnya dia bertemu dengan seorang penganut ajaran Buddha dan menyuruhnya untuk menemui Buddha Gautama. Ketika Kisa Gotami membawa bayi yang telah meninggal tersebut ke hadapan Sang Buddha, Buddha Gautama berkata padanya: “Hanya terdapat satu cara utuk menyelesaikan masalahmu.Pergi dan bawalah lima benih dari keluarga yang belum pernah ada satu anggota keluarganya pun yang telah meninggal.” Kisa Gotami beranjak pergi dan bertanya dari rumah ke rumah namun tidak ada satu keluarga pun yang belum pernah mengalami kematian dari anggota keluarganya. Menyadari maksud Sang Buddha, Kisa Gotami akhirnya kembali menemui Sang Buddha dan menjadi biksuni.(What Should We Know About Buddhism, by : Upa. Sasanasena Seng Hansen)

Saturday, September 10, 2011

Hikmah Ramayana

Epos Ramayana adalah salah satu warisan peradaban dunia.Bersama Mahabharata, keduanya adalah bagian dari mitologi India dan tradisi Hindu.Kisah besar ini bukanlah sekedar sejarah atau biografi, bahkan pujangga besar yang menulisnya juga tidak mengarang sendiri.Mereka hanya merangkai jalinan-jalinan memori masyarakat yang sarat nilai kehidupan, spritualitas, budaya yang berasaskan pada semangat para pendahulu yang menginginkan kebaikan ketimbang kesenangan yang semu karena mereka dapat melihat lebih banyak misteri kehidupan.

Sebagaimana pentingnya mitologi Yunani bagi peradaban Eropa, kitab suci Qur’an bagi masyarakat muslim, Al Kitab bagi masyarakat Yahudi dan Kristen.Tanpa memahami Ramayana dan juga Mahabharata, kita tidak akan bisa memahami struktur peradaban dan sosial bangsa India, salah satu peradaban terbesar dan tertua dunia.
Setiap kebudayaan besar dan agama membutuhkan mitologi, disinilah Ramayana dan Mahabharata menempati posisi yang tinggi yakni sebagai elemen mitologi disamping falsafah dan ritual, orang tidak mengenal dharma Hindu tanpa mengenal Rama, Shinta, Hanoman, Rahwana, Kumbakarna, Pandawa, Krisna maupun Kurawa.Semua itulah yang melestarikan cita rasa agama dan bangsa terlebih demi fondasi spiritual yang stabil mencerahkan kehidupan.

Kisah Ramayana dimulai dengan kunjungan Resi Batara Narada ke asrama Walmiki di suatu pagi.Setelah memberikan salam, Walmiki bertanya,”Batara yang tahu segalanya, siapakah pahlawan dunia yang paling berbudi luhur dan bijaksana ?”

Dengan kekuatan supranatural, Narada tahu alasan Walmiki menanyakan pertanyaan itu.Ia pun menjawab, “Ia dilahirkan dalam dinasti titisan Batara Surya.Sekarang, ia menjadi penguasa Ayodya.” Kemudian Resi Narada menceritakan kisah Rama pada Walmiki.Walmiki amat terkesan dengan ceritanya sehingga ia terus merenungkan cerita itu.

Di suatu saat ketika Walmiki pergi ke sungai Tamasa untuk membersihkan diri guna melakukan sembahyang pagi, di pinggiran sungai ia melihat sepasang burung yang sedang bermain asmara sambil berkicau indah.Tiba-tiba, si burung jantan tumbang ke tanah setelah panah pemburu mengenainya.Akhirnya sang burung betina pergi dengan menangis pilu.

Menyaksikan semua itu, Walmiki mengutuk dengan keras sang pemburu,”Hai pemburu karena kau telah membunuh burung yang sedang berasmara, maka kau akan mengembara tanpa rumah sepanjang hidupmu.”

Tak lama kemudian amarah sang Resi mereda, ia pun menyesal telah terbawa amarah,”Apa hakku mengutuk pemburu itu ? mengapa aku biarkan diriku dikendalikan emosi ? ”

Ketika merenungkan kutukannya, sang resi menyadari keindahan irama kutukan itu.Ia menyadari bahwa rasa kasihan (soka) yang melandanya telah berbuah sloka (syair) yang sangat indah.Resi kemudian berpikir bahwa semua ini adalah bagian dari rencana dewata yang misterius.

Ketika sang Resi Walmiki bermeditasi meminta petunjuk, maka ia berjumpa Dewa Brahma yang bermuka empat.Brahma berkata,”Jangan takut.Semua itu terjadi supaya engkau menulis kisah Rama.Kedukaan (soka) melahirkan syair (sloka).Engkau haruss menulis kisah itu dengan birama dan irama seperti itu.Aku akan memberimu penampakan untuk melihat mereka sejelas engakau melihat apa yang ada di telapak tanganmu.Dan, dengan restuku, engkau mendaraskan syair ini demi kebaikan seluruh dunia.”

Walmiki beserta murid-muridnya kemudian mendaraskan Ramayana, sebagaimana yang digariskan Brahma,”Selama gunung-gemunung tetap berdiri tegak dan sungai-sungai mengalir.Ramayana akan terus dikisahkan demi menegakkan dharma menyelamatkan manusia dari dosa.” (yusuf zainal)

Monday, August 22, 2011

Peringkat Cerita Silat Chin Yung


Cerita silat Chin Yung (Jin Yong) alias Louis Cha merupakan salah satu cerita klasik yang paling digemari masyarakat Asia maupun dunia.Penuh nilai moral dan heroisme, pelibatan dengan sejarah dinasti China, semua itu sedikit banyak telah membentuk gambaran mengenai karakter, pola pikir maupun sikap tindak dalam kebudayaan masyarakat China maupun budaya Tionghoa.Tak terkecuali saya, kegemaran membaca cerita silat Chinyung memberikan gambaran awal pola hidup masyarakat China ala dunia persilatan dan sebagai pendorong saya mempelajari sejarah dan kebudayaan China secara lebih utuh.

Sejauh ini Chin yung telah menyelesaikan 15 cerita silat :

1955> Shu Jian En Chou Lu / Pedang dan Kitab Suci / Putri Harum dan Kaisar / The Book and the Sword

1956> Kim Choa Kiam / Bi Xue Jian / Pedang Ular Emas

1957> She Diao Ying Xiong Zhuan / Legenda Pendekar Rajawali / Pendekar Pemanah Rajawali / The Legend of the Condor Heroes / Eagle Shooting Heroes

1959> Shen Diao Xia Lu / Kembalinya Sang Pendekar Rajawali / The Return of the Condor Heroes

1959> Xue Shan Fei Hu / Swat San Hui Ho / Rase Terbang dari Pegunungan Salju / Fox Volant of the Snowy Mountain

1960> Fei Hu Wai Zhuan / Hui Ho Gwa Toan / Kisah Tambahan Si Rase Terbang / Other Tales of the Flying Fox

1961> Yi Tian Tu Long Ji / Pedang Langit & Golok Naga / The Heavenly Sword and the Dragon Saber

1961> Yuan Yang Dao / Sepasang Golok Mustika / Blade-dance of the Two Lovers

1961> Bai Ma Xiao Xi Feng / Kuda Putih Menghimbau Angin Barat

1963> Lian Cheng Que / Pedang Hati Suci

1963> Tian Long Ba Bu / Pendekar-Pendekar dari Negeri Tayli / Demi-Gods and Semi-Devils

1965> Xia Ke Xing / Medali Wasiat

1967> Xiao Ao Jiang Hu / Hina Kelana / The Smiling Proud Wanderer / Laughing In The Wind

1969> Lu Ding Ji / Pangeran Menjangan / Kaki Tiga Menjangan

1970> Yue Nu Jian / Pedang Gadis Yueh / Sword of the Yue Maiden / Yueh Maiden

*Jika dilihat berdasar era maka cerita Jin Yong terbagi menjadi :

Era abad ke 6 M-Pedang Gadis Yueh

Abad ke 11 M-Pendekar Dari Negeri Tayli

Abad ke 13 M-Pendekar Pemanah Rajawali

Kembalinya Pendekar Rajawali

Abad ke 14 M-Pedang Langit & Golok Naga

Abad ke 16 M-Hina Kelana

Medali Wasiat

Abad ke 17 M-Kuda Putih Menghimbau Angin Barat

Pedang Ular Emas

Pangeran Menjangan

Pedang Hati Suci

Abad ke 18 M-Sepasang Golok Mustika

Pedang dan Kitab Suci

Kisah Tambahan Si Rase Terbang[1]

Rase Terbang dari Pegunungan Salju

Namun anehnya, yang mungkin tidak pernah terjadi pada penulis-penulis yang lain, ada beberapa cerita yang jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan Chinyung tapi justru dinisbatkan oleh sebagian orang kepada Chinyung, seperti :

1.Racun barat atau kisah orang gagah (ngakunya sebelum Pendekar Pemanah Rajawali)

2.Anak Naga (ngakunya setelah Pedang Pembunuh Naga)

3.Sin Tiauw Thian Lam (ngakunya setelah Kembalinya Pendekar Rajawali)

4.Beruang Es (ngakunya setelah Sin Tiauw Thian Lam)

5.Kiu Im Pek Kut Jiauw (ngakunya setelah Pedang Pembunuh Naga)

Banyak sastrawan maupun penggemar yang memberi urutan nilai dari membandingkan cerita Chin yung, antara yang satu dengan yang lain dengan beberapa standar mereka, yaitu :

Menurut Ge Ge:

1. Pendekar Negeri Tayli

2. Pedang langit dan golok pembunuh naga

3. Kaki Tiga Menjangan

4. Pendekar pemanah rajawali

5. Hina Kelana

6. Kembalinya Pendekar Rajawali

7. Pedang Ular Emas

8. Medali Wasiat

9. Putri Harum dan Kaisar

10. Kisah Tambahan si Rase Terbang

11. Rase Terbang dari Pegunungan Salju

12. Pedang Hati Suci

13. Kuda Putih

14. Sepasang Golok Mustika

15. Pedang Gadis Yueh

Menurut Cao Zhengwen:

1. Hina Kelana

2. Pendekar Negeri Tayli

3. Pedang langit dan golok pembunuh naga

4. Rase Terbang dari Pegunungan Salju

5. Pendekar pemanah rajawali

6. Kembalinya Pendekar Rajawali

7. Kisah Tambahan si Rase Terbang

8. Kaki Tiga Menjangan

9. Medali Wasiat

10. Pedang Hati Suci

11. Pedang Ular Emas

12. Sepasang Golok Mustika

13. Kuda Putih

14. Putri Harum dan Kaisar

Menurut Ni Kuang:

1. Kaki Tiga Menjangan

2. Pendekar Negeri Tayli

3. Hina Kelana

4. Kembalinya Pendekar Rajawali

5. Rase Terbang dari Pegunungan Salju

6. Pedang langit dan golok pembunuh naga

7. Pendekar pemanah rajawali

8. Putri Harum dan Kaisar

9. Pedang Hati Suci

10. Medali Wasiat

11. Kisah Tambahan si Rase Terbang

12. Pedang Ular Emas

13. Sepasang Golok Mustika

14. Kuda Putih

Menurut Zhang Wenxing:

1. Kaki Tiga Menjangan

2. Hina Kelana

3. Pendekar Negeri Tayli

4. Pendekar pemanah rajawali

5. Kembalinya Pendekar Rajawali

6. Pedang langit dan golok pembunuh naga

7. Pedang Hati Suci

8. Rase Terbang dari Pegunungan Salju

9. Medali Wasiat

10. Kisah Tambahan si Rase Terbang

11. Sepasang Golok Mustika

12. Pedang Ular Emas

13. Putri Harum dan Kaisar

14. Kuda Putih

15. Pedang Gadis Yueh

Menurut Chen Mo :

1 –> Kaki Tiga Menjangan

2 –> Pendekar Negeri Tayli

3.5 –> Hina Kelana, Kembalinya Pendekar Rajawali

6 –> Pedang langit dan golok pembunuh naga, Pendekar pemanah rajawali, Medali Wasiat

11.5 –> Pedang Hati Suci, Rase Terbang dari Pegunungan Salju, Putri Harum dan Kaisar, Kisah Tambahan si Rase Terbang, Pedang Ular Emas, Sepasang Golok Mustika, Kuda Putih, Pedang Gadis Yueh.

Menurut Kong Qingdong :

Sebenarnya Kong Qingdong tidak membuat urutan peringkat cerita Chinyung, hanya saja dalam bukunya Xiao Shu Shen Xia ia membagi cerita Chinyung yang bisa dilihat sebagai indikasi favoritnya.

Yang terutama tentu saja adalah 3 masterpiece, yang menurut Profesor Bahasa Mandarin di Universitas Beijing ini jika masterpiece ini diletakkan pada karya sastra sejarah jenis apapun tetap menempati level kelas satu.Kemudian trilogi rajawali.Adapun 9 cerita yang dibawahnya (3 yang pendek dan 6 yang menengah) adalah cerita silat yang sudah sangat bagus, dan bisa menempatkan Jin Yong menjadi penulis cerita silat kelas satu. Tapi hanya 9 karya ini saja belum bisa membuat Jin Yong dianggap sebagai ketua dunia persilatan, karena standar sebagian karya tersebut, penulis lain juga ada yang bisa mencapainya.

3 masterpiece:

- Pendekar Negeri Tayli, Hina Kelana, Kaki Tiga Menjangan

3(trilogi) Rajawali

- Pendekar pemanah rajawali, Kembalinya Pendekar Rajawali

, Pedang langit dan golok pembunuh naga

6 yang menengah:

- Putri Harum dan Kaisar, Pedang Ular Emas, Rase Terbang dari Pegunungan Salju dan Kisah Tambahan si Rase Terbang, Pedang Hati Suci dan Medali Wasiat

3 yang pendek:

- Pedang Gadis Yueh, Sepasang Golok Mustika, Kuda Putih

Kalau menurut saya :

1.Hina Kelana

2.Pedang langit dan golok pembunuh naga

3.Kembalinya pendekar rajawali

4.Pendekar pemanah rajawali

5.Kaki Tiga Menjangan

6.Pendekar Negeri Tayli

7.Medali Wasiat

8.Rase Terbang dari Pegunungan Salju

9.Pedang Ular Emas

10.Pedang Hati Suci

11.Kisah Tambahan Si Rase Terbang

12.Putri Harum dan Kaisar

13.Pedang Gadis Yueh

14.Sepasang Golok Mustika

15.Kuda putih menghimbau angin barat

Mengapa Saya Pilih Hina Kelana ?

Kisah ini menceritakan bentrokan antara aliran lurus dan sesat yang telah memakan banyak korban sehingga kian memperdalam jurang dendam.Disamping Shaolin dan Wudang, perguruan Song Shan, Hua Shan, Heng Shan, Hen Shan dan Tay San yang bergabung dan membentuk Wu Yue Jian Pai (Persatuan lima gunung perguruan lima pedang) semua itu mewakili aliran lurus dunia persilatan demi menghadapi sekte Matahari dan Bulan yang dideskripsikan sebagai aliran sesat atau mo kau (agama iblis), namun pada kenyataannya orang-orang dari aliran lurus juga demi mencapai tujuannya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang kelewat kejam, pun demikian dengan aliran sesat tidak semuanya diisi oleh orang-orang jahat.

Lenghou Tiong, tokoh utama dalam cerita ini, adalah murid pertama Hua Shan, kesukaannya minum arak dan berjiwa bebas sehingga tanpa disadari ia terlibat pergaulan dengan orang-orang aliran sesat, sesuatu yang sebenarnya merupakan pantangan bagi orang-orang aliran lurus.Meski demikian Lenghou Tiong cerdas dan tinggi budi, ia memiliki kesetiakawanan yang luar biasa, ini ditunjukan ketika ia menolak perintah gurunya untuk membunuh Tian Bo Guang, seorang maling cabul yang sudah bertobat, Lenghou Tiong juga menolong Xiang Wen Tian dari kejaran orang aliran lurus dan aliran sesat padahal Lenghou Tiong tidak pernah kenal sebelumnya tapi hanya mengagumi sikapnya, dan perbuatannya yang paling besar ialah memimpin rombongan pendekar untuk menyelamatkan anak tetua aliran sesat, Ren Ying Ying yang ditahan di kuil Shaolin.

Sepak terjang Lenghou Tiong yang terkesan tak memperdulikan aturan memang membuat dirinya banyak menjalin persahabatan dengan orang-orang gagah baik aliran lurus maupun sesat, Lenghou Tiong juga beruntung mendapatkan pengajaran ilmu pedang tertinggi dari tetua perguruan Hua Shan, Feng Jin Yang yang sudah menghilang dengan cara misterius.Di sisi lain Lenghou Tiong dicurigai gurunya sendiri karena banyak berurusan dengan tokoh-tokoh dunia persilatan maupun menguasai ilmu pedang yang lebih hebat dari gurunya.Dan diakhir cerita barulah diketahui bahwa gurunya Lenghou Tiong, Yue Bu Gun yang sebenarnya memiliki ambisi besar memimpin perguruan lima pedang maupun dunia persilatan, ia menerima Lin Ping Zhi sebagai muridnya yang merupakan keturunan dari pemilik kitab pedang Bi Xie dan menjodohkan dengan anaknya, Yue Ling Sian agar ia menemukan kitab pedang itu.Yue Bu Gun, ketua perguruan Hua Shan yang digambarkan diawal cerita sebagai Jun Zu Jian (pedang ksatria) ternyata malah lebih licik dari pada Zuo Leng Chan, ketua perguruan Song Shan yang diketahui berambisi tinggi sedari awal.Sedangkan kecurigaan Yue Bu Gun pada Lenghou Tiong sebenarnya hanyalah kekhawatiran kalau muridnya itu dapat menghalangi ambisinya, dan juga itu dilakukannya agar ia dapat mengalihkan perhatian Lin Ping Zhi yang mulai curiga bahwa kitab keluarganya telah diambil Yue Bu Gun.

Kisah Hina kelana juga menghadirkan alur cerita yang melankolis, Yue Bu Gun, guru Lenghou Tiong yang sudah dianggapnya sebagai orangtuanya sendiri malah mencurigai Lenghou Tiong dan mengusirnya dari perguruan pun demikian dengan Yue Leng Sian, anak perempuan Yue Bu Gun yang semula menaruh hati pada Lenghou Tiong namun pada akhirnya malah mencintai dan menikah dengan Lin Ping Zhi, yang celakanya tidak mencintainya, bahkan membunuhnya.Lenghou Tiong juga kehilangan Sahabat terdekatnya, Lu Da You yang dikiranya mati terbunuh karena kesalahan tangannya.Satu hal yang menghibur Lenghou Tiong ialah ibu gurunya yang selalu percaya padanya.

Sedikit humor dalam cerita ini diwakili tokoh-tokoh seperti To Go Liu Xian, enam kakek aneh dari pulau persik yang meski berilmu tinggi namun sering bertindak bodoh.Biksu Bu Jie juga demikian, biksu yang tidak berpantang, ia minum arak dan menikah, anehnya menikah dengan nikoh yang kemudian melahirkan anak, Yi Lin, nikoh cilik yang pernah ditolong Lenghou Tiong.

Mengapa saya memilih Hina kelana sebagai cersil Chin yung terbaik ? pertama sekali karena alur ceritanya yang melankolik, banyak menyentuh emosi pembaca.Tak heran jika banyak sastrawan yang menilai kisah ini cukup tinggi.Sebenarnya hampir semua cerita Chin yung memiliki bagian melankolis tapi khusus pada Hina kelana, unsur melankolisnya paling terasa.Pada Pedang pembunuh naga dan Pendekar Rajawali unsur melankolisnya juga kuat dan banyak, hanya saja tokoh-tokoh yang menindas Guo Jing, Yang Guo,Zhang Wu Ji semuanya adalah lawan, sedangkan terhadap Lenghou Tiong dilakukan oleh gurunya sendiri yang sudah dianggap bak orang tua.

kedua, Karakter Lenghou Tiong saya nilai lebih kuat dari pada Yang Guo (kembalinya pendekar rajawali), Zhang Wu Ji (Pedang pembunuh naga) maupun Duan Yu dan Qiao Feng (Pendekar negeri Tayli) dan hanya kalah sedikit dari Wei Siau bo (Kaki Tiga Menjangan).Lenghou Tiong merupakan perpaduan sebuah karakter yang simpel, berjiwa bebas namun teguh pendirian dan berbudi tinggi.Sebagai perbandingan, jika Yang Guo yang sangat cerdas, ia amat mengagumi Guo Jing namun bisa dipenuhi dendam membara pada Guo Jing ketika ia merasa ayahnya dicelakai Guo Jing, sebelum mendapat tahu penyebab sebenarnya, sedangkan Lenghou Tiong yang juga cerdas dan sebenarnya mengetahui bahwa gurunya Yue Bu Gun mencurigainya, bahkan berniat jahat padanya, namun semua itu tidak pernah dijadikan dendam karena ia tetap mengingat budi gurunya sebelumnya.Sedangkan Zhang Wu Ji adalah karakter yang agak aneh ia sangat cerdas namun terkadang juga menyimpan banyak kebodohan.Zhang Wu Ji tidak menyimpan dendam tapi ia juga tidak belajar dari kejahatan lawan sehingga sering terpedaya berulang kali.Judul Hina kelana berasal dari kitab musik yang dinyanyikan Lu Zheng Feng-tokoh perguruan Heng Shan dari aliran lurus yang bersahabat dengan Ou Yang-tokoh aliran sesat diakhir hidup mereka.

Satu-satunya kekurangan kisah ini yakni tidak adanya unsur sejarah dinasti China, satu-satunya koneksi ialah saat ketika Lu Zheng Feng ingin mencuci tangan sebagai simbol keluar dari hukum dunia persilatan, ia mengundang pejabat pemerintah dan mendapat pangkat.Tapi sayangnya bagian ini hanya sekilas dan tidak berpengaruh pada cerita, karena kemudian perguruan Heng Shan dibantai habis oleh orang-orang Song Shan, pejabat pemerintahan yang hadir tidak ikut campur bagian.

Mungkin juga Chin yung ingin menunjukan kekuatan lain dari ceritanya walau tanpa unsur kesejarahan, lagipula kisah ini juga mengambil masa awal dinasti Ming, dimana era kekuasan pribumi etnis Han sehingga disaat itu pemerintahan Ming relatif diterima banyak pihak, sehingga nasionalisme ala Chinyung tidak mengharuskan membahas pemberontakan dan semacamnya.Inilah yang membedakannya dengan cerita-cerita Chin yung pada umumnya.Jika melihat dari segi ini, Hina kelana kurang dari cerita yang lain :

1.Kaki tiga menjangan menceritakan situasi dan kondisi istana pada masa dinasti Qing (manchu) beserta intrik, kudeta dan pemberontakan.

2.Pendekar Pemanah Rajawali, era dinasti Jin (Tatar) yang menaklukan dinasti Song bagian utara sehingga pusat dinasti Song pindah ke selatan, dimana pangeran song tertawan, peristiwa itu sangat terkenal disebut Jing Kang yang mendasari nama tokoh Guo Jing dan Yang Kang.

3.Kembalinya Pendekar Rajawali, sebagai lanjutan dari kisah Pendekar Pemanah Rajawali, ketika itu bangsa Mongol berhasil mengusir dinasti Jin di bagian utara dan sebagai gantinya mendirikan dinasti Yuen di China bagian utara, untuk dapat menguasai wilayah sisanya maka tentara Mongol menyerang kekuatan terakhir dinasit Song Selatan di Xianyang dan kisah ini mengangkat kegagalan tentara Mongol menginvasi Xianyang berikut tewasnya Khan Mongko.

4.Pedang Pembunuh Naga, cerita mengenai pemberontakan rakyat terhadap dinasti Yuen (Mongol) yang dimotori oleh sekte Ming sehingga berhasil menaikkan Zhu Yen Zhang sebagai kaisar pertama dinasti Ming.

5.Pendekar Negeri Tayli, kisah mengenai kerajaan kecil Buddha, Tayli dan persaingan kerajaan-kerajaan kecil lainnya di masa dinasti Song.

6.Puteri Harum dan Kaisar, cerita ini dikembangkan dari rumor di masyarakat bahwa kaisar dinasti Qing, Qianlong adalah beretnis Han dan bukan Manchu.

7.Pedang Ular Emas, menceritakan kisah seorang anak dari jenderal yang difitnah kemudian dihukum mati, ia beserta tokoh-tokoh dunia persilatan turun gunung untuk bangkit membalas dendam dan mereformasi (bukan menggulingkan) dinasti Ming dari menteri-menteri durna.

8.Rase Terbang dari Pegunungan Salju, mengangkat ihwal golok pusaka Li Zicheng yang pernah berkuasa sebentar merobohkan dinasti Ming, namun sayangnya ia tidak bisa menahan kota dari gempuran bangsa Manchu yang akhirnya mendirikan dinasti Qing.Golok pusaka itu diwariskan pada empat pengawalnya yang kemudian berlanjut pada turunannya, konon ada rahasia harta karun yang bisa digunakan rakyat untuk merobohkan dinasti Qing.

9.Pedang Gadis Yueh, cerita ini sangat singkat dan lebih mirip sebuah dokumentasi kerajaan-kerajaan kecil di zaman musim semi dan gugur, pra Shi Huang Di mendirikan China.



[1] Diantara Dua kisah Rase terbang alurnya flash back jadi kalau menurut urutan waktu, maka Kisah tambahan Si Rase terbang yang lebih diawal

Simbol-Simbol Dalam Buddhisme


Di dalam Buddhisme, sebagaimana agama-agama lainnya juga memiliki simbol yang dihormati.Ada 3 objek dalam Buddhisme, yakni Saririka (relik-relik jasmani sang Buddha), Uddesika/rupang (simbol agama seperti patung dan gambar) Sang Buddha dan Cetiya (pagoda).

Adalah tradisi umat Buddha membangun rupang membuat rupang buddha, membangun pagoda serta menanam pohon bodhi di setiap Vihara sebagai penghormatan keagamaan.

Sesungguhnya dalam filosofi buddha tidaklah dianggap sebagai penyembahan berhala, melainkan sebagai perantara dalam wujud penghormatan kepada simbol-simbol suci, tidak terkecuali terhadap tokoh-tokoh agung yang dianggap layak diberi penghargaan.

Penghargaan dilakukan sebagai aplikasi kebajikan yang dilestarikan setelah sebelumnya sang guru agama memberi contoh pencapaian kesempurnaan tertinggi dsri pencerahan.Simbol-simbol hanya tanda yang membantu mengingat sang Buddha dengan melafalkan kalimat-kalimat yang memuliakan kebajikannya.

Mengenal Orang Melik

Jika dalam kehidupan ini kita telah mengakui adanya manusia-manusia luar biasa atau ‘setengah dewa’ acapkali diistilahkan, para Nabi sebagai contohnya, mereka adalah manusia-manusia infallible (maksum).Mereka memiliki kemampuan mendapatkan wahyu dan masuk ke alam spiritual yang lebih tinggi dari manusia umumnya.Belakangan ini juga telah dieksplanasikan mengenai manusia indigo, jenius luar biasa, ada juga manusia pra setan seperti keyakinan eskatologis aliran tertentu yang bisa dilihat seperti dalam film The Omen dan sejenisnya.

Orang Melik adalah spesies unik yang saya rasa perlu ditambahkan dari kategori manusia diatas.Melik adalah orang yang terlahir dengan berbagai kelebihan sesuai karmanya dahulu.Seringkali kelebihannya dihubungkan dengan fisik yang menarik seperti tampan atau cantik, santun maupun disukai banyak orang.Sayangnya orang melik tak bisa lama hidup karena ditakdirkan berusia pendek.

Keberadaan orang melik biasanya diketahui setelah dia meninggal.Hal ini baru bisa terungkap melalui tradisi meluasan (menurunkan roh) sebelum upacara ngaben sesuai tradisi Hindu.Konon roh orang meninggal, lewat media dukun akan mengatakan dirinya berusia pendek karena terlahir melik.

Sejatinya kelahiran dan kematian merupakan sebuah rahasia.Tak ada yang dapat menentukan secara pasti, seseorang tidak akan dapat menghindari kematian sebagaimana ia juga tidak pernah meminta untuk dilahirkan.Dalam keyakinan reinkarnasi antara kelahiran dan kematian akan selalu berputar sesuai karmanya dahulu.Dalam hal ini ada sejumlah spiritualis yang berusaha menyingkap misteri melik ini, Pranata Mangsa sebagai pedoman hari baik dan buruk biasanya menjadi media yang digunakan, dus sebagian dari mereka menekankan pada hari kliwon.Alasannya kliwon memiliki energi yang lebih besar dari hari lainnya juga merupakan hari khusus makhluk halus maupun penekun ilmu ghaib.

Kalau begitu setiap orang yang terlahir pada hari kliwon memiliki potensi sebagai orang melik.Saya teringat akan sebuah film horror Indonesia era 80an dimana disitu mengisahkan seorang perempuan Amerika yang terlahir pada hari kliwon, meskipun berpendidikan tinggi dan latar belakang budaya materialis tapi ia malah sangat menggemari mistik, sehingga ia memutuskan pergi ke Bali dan menyelidiki tentang leak, berkenalan dengan ratu leak, berguru kepadanya sampai menjadi leak.Mungkin inilah yang dimaksud bakat mistik ?!

Dalam tempo yang belum lama ini saya teringat dengan film horror Thailand yang judulnya Colic.sedikit berbeda dengan film sebelumnya, film yang ini kental dengan nilai Budhis.Mengenai seorang anak bayi yang mendapatkan karma buruk, bahkan karena saking buruknya membuat orang-orang terdekatnya seperti ayah, ibu dan neneknya mengalami kesialan.Diujung cerita anak ini akhirnya mendapatkan semacam rapalan mantra doa dari seorang biksu.Bencana besar yang dikhawatirkan menimpa tetap terjadi meski secara ajaib anak itu selamat dan setelah itu kehidupannya menjadi titik balik ke arah yang positif ? yang dapat saya tangkap yakni karma itu tidak dapat dihapus atau dirubah tapi dapat dibuang unsur negatifnya.Wallahu a’lam

Konsep Yin dan Yang


Konsep Yin dan Yang berasal dari falsafah kuno dan metafisika Tiongkok, konsep ini mengajarkan bahwa setiap benda di alam semesta ini memiliki polaritas abadi berupa dua kekuatan (elemen) utama yang saling berlawanan namun justru saling melengkapi.

Yin bersifat pasif, gelap, sedih, feminin, responsif, malam.Yang bersifat aktif, terang, gembira, maskulin, agresif, siang.Yin disimbolkan dengan air, sedangkan yang disimbolkan dengan api.Salah satu elemen tidak mungkin ada tanpa kehadiran yang lain.Tidak mungkin ada kegelapan tanpa ada terang, tidak mungkin ada kecantikan tanpa ada keburukan.Dalam gambar yin dan yang seperti tanda koma dibolak balik.Separuh hitam dan separuh putih.Hitam bisa diartikan kekotoran-kekotoran batin dan kejahatan di alam ini dan manusianya, demikian juga putih adalah kebalikannya

Untuk kesenangan pribadi dan sosial, unsur-unsur ini harus dijaga keseimbangannya.Kesinambungan yang dinamis antara yin dan yang menciptakan tiga hal-surga, bumi dan manusia.Surga dan bumi adalah bidang-bidang spiritual dan fisik, sedangkan manusia sebagai katalisator keseimbangan keduanya.

Keseimbangan ini dapat terganggu apabila manusia melakukan perbuatan jahat maupun kekeliruan.Surga dan bumi akan menjadi harmonis apabila manusia menuruti kodrat alam, karena sudah menjadi tugas manusia untuk tetap pada jalan yang benar.
Prinsip Yin dan Yang berlaku pada semua bentuk di alam, dari bintang-bintang dan planet sampai fungsi setiap sel di dalam tubuh.Prinsip ini pada Buddhisme ialah menekankan pembinaan kesadaran diri, mengerti samsara dan bebas darinya, pada Konfusianisme ialah mematuhi tata aturan hierarkis hubungan masyarakat yang benar, sedangkan Taoisme menciptakan keserasian dengan fleksibel, pada segala perbuatan, ucapan, dan kesadaran hakikatnya demi kebenaran.

Agama Buddha (Mahayana), Taoisme dan Konfusius saling melengkapi dalam beberapa tradisi.Kita bisa melihat ini dalam beberapa tempat ibadah tridarma, seperti Vihara Nimmala, yang terletak di kawasan Tangerang, didominasi penuh lilin dan hio, ada juga lambang yinyang bersanding dengan simbol Buddha.(Yusuf Zainal)

Thursday, June 23, 2011

10 Lawan Terberat Chinmy

Kira-kira seminggu yang lalu saya sedang browsing dan ingin mencari situs-situs martial arts, ilmu silat dan sejenisnya.Tanpa disengaja saya menemukan link download komik kungfu boy alias Chinmy si jagoan kuil Dairin dengan jurus peremuk tulangnya, terbayang sekilas oleh saya masa-masa Smp saya kurun 1998-2000, waktu itu komik kungfu boy merupakan bacaan wajib saya dikala waktu renggang.Saya betul-betul berterima kasih dengan situs tersebut, karena bukan saja menyegarkan ingatan saya tapi juga sekaligus mengganti komik-komik saya yang sudah pada ilang dan rusak.


Komik Kungfu boy yang ketika saya baca dulu mungkin hanya sekedar menyalurkan hobi namun kini seiring dengan bertambahnya usia kedewasaan saya kini baru saya sadari ternyata banyak menyimpan mutiara-mutiara falsafah yang dalam maupun teknik beladiri tingkat tinggi.Dari kata-kata dalam dialognya, pengalaman hidup Chinmy maupun trik beladiri serta jurus-jurus maut yang disajikan banyak yang berguna untuk dipelajari maupun dikaji lagi.Saya juga jadi bertanya-tanya tentang sang pengarang yakni Mr Takeshi Maekawa apakah beliau juga seorang praktisi beladiri atau seorang filsuf Budhis atau Taois, namun sayang sekali info yang saya dapatkan tentang beliau sedikit sekali.Tak apalah jadinya yang penting komik Kungfu boy 1-37, New Kungfu boy 1-20, Chinmy Legend 1-37 dan cerita-cerita terpisah seperti Chinmy Gaiden Story, Chinmy Short Story memang tooop buangeet.
Setelah membaca serial Kungfu boy ini saya ingin share sedikit tentang lawan-lawan Chinmy yang jumlahnya banyak banget meskipun ada yang kemudian menjadi sobat Chinmy tapi ada beberapa lawan tertentu yang harus digaris bawahi saking tangguhnya, iya langsung sajalah ;

1.Jenderal Boru (New Kungfu boy 8-13)

Dia adalah pendekar nomor satu yang menjadi tangan kanan Jirai, seorang tiran penguasa Ka nan.Boru mempunyai ilmu jari maut penghancur yang tak tertandingi maupun bakat alamnya yang jadi dengan sendirinya, ia tak pernah berguru kepada siapapun.Boru akhirnya dikalahkan Chinmy setelah durasi pertarungan yang panjang dan melelahkan dengan jurus terlarang kuil Dairin yakni Dewa Petir.

2. Oudow (Kungfu boy 23-24)


Oudow ialah bekas murid dari kuil Dairin dan ia juga kemudian dikirim ke kuil Torin untuk belajar pada guru Yosen, tapi karena memiliki masalah kepribadian maka guru Yosen tidak mau mengajarinya kungfu.Oudow yang merasa sakit hati maka ia bertekad membalas dendam ke kuil Dairin disaat biksu kepala sakit keras.Oudow mempelajari sendiri kungfu peremuk tulang dan ia juga mempunyai tenaga dalam diatas Chinmy bahkan bisa membalikkan arah tenaga dalam.Demi menghadapi Oudow akhirnya membuat Pak tua yang menjaga biksu kepala mencabut segel jurus terlarang mematikan ‘dewa petir’ yang diberikan kepada Chinmy, pertarungan dengan Oudow telah membuka babak baru dalam kungfu Chinmy dimana Chinmy dapat melipatgandakan tenaga dalamnya dengan jurus itu, selepas pertarungan itu Chinmy pun diangkat sebagai pengajar kuil Dairin.

3.Gundi (Chinmy Legend 30-36)

Gundi merupakan salah satu dari kekuatan sepuluh orang yang menjadi kaki tangan Simon, seorang perampok kelas kakap yang menculik Putri Mito.Kekuatan Gundi terletak pada kegesitannya memainkan pedang sayap hitam yang bisa berubah menjadi dua pedang sehingga sewaktu lawan menghindar dari serangan pertama maka pedang lain akan bergerak.Gundi juga mempunyai jurus guntingan pedang yang menyerupai cakar elang.Kekalahan Gundi justru karena ketidaksabarannya menghadapi kegesitan Chinmy sehingga hanya dengan sekali kelengahannya Gundi roboh terkena jurus peremuk tulang Chinmy.



4.Bai Qu Zhai (Chinmy Legend 22-25)



Dia adalah murid Oudow yang juga menguasai Kungfu peremuk tulang, dalam urutan kekuatan 10 orang, Bai Qu Zhai adalah yang kedua sehabis Gundi, tenaga yang dihasilkan peremuk tulangnya sangat luar biasa, namun pengalaman menggunakan jurus itu ia kalah dengan Chinmy, pertarungan Chinmy dengan Oudow maupun Jenderal Boru sebelumnya telah memberi kemajuan pesat pada Chinmy dalam cara menyalurkan tenaga dalam pada kungfu peremuk tulangnya.






5.Sie Fan (Kungfu boy 7-8, 34-36)



Sie Fan adalah sahabat sekaligus rival abadi Chinmy, Sie Fan yang sepintas terlihat lemah dan kurang percaya diri ternyata didalamnya menyimpan kekuatan dahsyat, hampir semua kepandaian Chinmy menempil dengan Sie Fan perbedaannya hanya pada senjata, jika Chinmy mahir kungfu peremuk tulang, maka Sie Fan sangat mengandalkan tongkat berpilinnya.Duel seru Chinmy-Sie Fan terjadi di final kejuaraan beladiri dimana saat itu Sie Fan berada di bawah pengaruh obat bius dari musuh kaisar, ia telah menjadi monster pembunuh yang mengerikan, di saat itulah untuk pertama kalinya Chinmy berhasil mengalahkan Sie Fan dengan kungfu peremuk tulang ganda.


6.Tan-Tan (Kungfu boy 32-33)


Tan-Tan pemilik kungfu kaki melingkar dari pegunungan Nantoen yang menjadi lawan Chinmy di semifinal kejuaraan beladiri adalah salah satu duel terbaik yang enak dilihat, kelenturan tubuh keduanya dan kecepatan tingkat tinggi memperagakan jurus-jurus selalu menarik, rasanya saya tidak pernah bosan membaca ulang episode ini.Kunci kemenangan Chinmy atas Tan-Tan ialah kecerdikannya membaca jenis gerakan Tan-Tan untuk menemukan kelemahannya dan yang terakhir dilakukan Chinmy sesuai ajaran guru Yosen ialah menghancurkan senjata lawan dalam hal ini ialah melumpuhkan kedua kaki Tan-Tan.


7.Genma (Kungfu boy 27-28)


Genma adalah pemimpin gerombolan pasukan berkuda serigala angin yang menyulut perang Nazil.Genma memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, ia juga berpengalaman dalam perang dan kelincahan diatas kuda.Duel melawan Genma sebenarnya membuat Chinmy hampir terbunuh, hanya saja keberuntungan masih dipihak Chinmy yang berhasil memanfaatkan kelengahan Genma di saat-saat krusial.




8.Komandan Soubi (New Kungfu boy 3-8)


Soubi adalah komandan tentara istana, atau orang nomor dua sehabis Jenderal Boru yang membantu Jirai menindas penduduk Ka nan.Soubi sangat gesit dan juga menyimpan senjata rahasia yang sulit diduga arahnya.Jiwa membunuh Soubi sekuat Jenderal Boru, hanya saja Soubi tidak bersikap pendekar, ia sering memanfaatkan keadaan berat musuh maupun tipuan sehingga kekuatan kungfunya kurang terlihat.






9.Tuan Zangi (Kungfu boy 5-6)


Ia memilki kungfu pelontar tenaga dalam yang berbahaya, pertarungan dengannya membuat Chinmy menambah wawasannya seputar tenaga dalam sampai ‘meminjam tenaga lawan’ yang dipraktekan Chinmy dengan baik dan dengan mengalahkan Zangi membuat Chinmy mulai dikenal masyarakat.





10.3 Saudara Kungfu Ombak (Kungfu boy 20)



Mungkin ada sebagian orang yang tidak setuju saya masukkan 3 saudara kungfu ombak ini karena kurang disebut-sebut tapi saya berkeyakinan inilah salah satu pertarungan berbahaya Chinmy.Kungfu ombak yang dikuasai kelompok naga laut Genba, Genyo dan Genkei yang mahir jurus bantingan dan kuncian berbahaya dengan memanfaatkan goyangan kapal yang terkena ombak sehingga menyulitkan lawan mereka memasang kuda-kuda pertahanan.Sialnya ketika berhadapan dengan Chinmy faktor keunggulan mereka justru dimanfaatkan Chinmy dengan mengikuti arah goyangan kapal.Senjata makan tuan !!

Thursday, February 17, 2011

Minum Susu Terlalu Banyak Menyebabkan Osteoporosis

Satu miskonsepsi umum terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena itu, jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak untuk mencegah osteoporosis. Namun, ini adalah sebuah kesalahan besar. Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.

Pada umumnya dipercaya bahwa kalsium dalam susu lebih mudah diserap daripada kalsium dalam makanan – makanan lain seperti ikan kecil, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar.

Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9 – 10 mg. Namun, saat minum susu, konsentrasi kalsium darah Anda tiba – tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium yang terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba – tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika Anda mencoba minum susu dengan harapan untuk mendapatkan kalsium, hasilnya sunggu ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan. Dari empat negara susu besar – Amerika, Swedia, Denmark dan Finlandia – di negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.

Sebaliknya, ikan – ikan kecil dan rumput laut, yang selama berabad – abad dimakan bangsa Jepang dan pada awal dianggap rendah kalsium, mengandung kalsium terlalu cepat diserap yang meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah. Terlebih lagi, hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum susu. Bahkan sekarang, Anda tidak mendengar banyak orang menderita osteoporosis dari mereka yang tidak minum susu setiap harinya. Tubuh dapat menyerap kalsium dan mineral yang diperlukan melalui pencernaan udang kecil, ikan, dan rumput laut.

Sumber :

Shinya, Hiromi. 2007. “The Miracle of Enzim, Self Healing Program, Meningkatkan Daya Tahan Tubuh-Memicu Regenerasi Sel”. Bandung : Penerbit Qanita

Wednesday, February 16, 2011

Astrologi Cina



Astrologi Cina adalah ilmu perbintangan yang berasal dari kebudayaan daratan Tiongkok, yang tidak dapat dilepaskan dari perhitungan kalender bulan (lunar).Kaisar legendaris Huang Ti (2698 SM-2599 SM) atau kaisar kuning adalah orang yang pertama kali menyusun shio pada tahun 2637 SM berturut kemudian oleh Kaisar Yáo.Siklus 60 tahun (gānzhī atau liùshí jiǎzǐ) mulai digunakan pada milenium ke-2 SM.Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman Dinasti Zhōu dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama setiap tahun dimulai dekat dengan titik balik matahari pada musim dingin.

Siklus 60 tahun adalah siklus yang didasarkan dari putaran shio (Kedua belas binatang yang melambangkan kedua belas Cabang Bumi) selama 12 tahun digabungkan dengan 5 unsur yang menyertainya seperti kayu, api, tanah, logam dan air.Jika siklus 12 tahun ialah periode dimana seseorang kembali masuk kedalam tahun yang dipengaruhi oleh shio saat ia dilahirkan, maka siklus 60 tahun ialah periode seseorang yang dipengaruhi dalam shio beserta unsurnya sekaligus.Hal ini diyakini akan memberikan perubahan yang signifikan dalam sejarah hidup seseorang baik maupun buruknya.

Secara umum, astrologi Cina digunakan untuk memperingati berbagai hari perayaan tradisional Tionghoa dan memilih hari yang paling menguntungkan untuk perkawinan atau pembukaan usaha.Astrologi Cina juga cenderung diterapkan untuk mengartikan sifat manusia maupun peristiwa dengan cara yang sangat puitis dan fleksibel, sehingga dapat menggambarkan pemahaman lebih terhadap diri sendiri serta dapat memaksimalkan bakat dan kemampuan maupun bersosialisasi dengan sifat-sifat diri yang unik dan spesifik.

Tuesday, February 15, 2011

Hukum Adat, Pluralisme dan HAM

Dilematisme Hukum adat.Di satu sisi hukum adat merupakan warisan budaya bangsa yang sudah seharusnya dapat mempertebal rasa harga diri,kebanggaan pada tiap-tiap orang Indonesia,namun disisi lain hukum adat juga berpotensi menimbulkan feodalisme dan kesukuan pada kelompok masyarakat yang mengikutinya.

Sebagaimana dikatakan Prof.Bushar Muhammad “Ilmu hukum adat,sebagai salah satu yang termasuk kelompok ilmu-ilmu yang sangat diperlukan untuk pembangunan masyarakat Indonesia dalam usaha mengisi kemerdekaan dan meningkatkan kemakmuran rakyat, agar ditujukan kepada pengembangan unsur-unsur kepribadian (masyarakat Indonesia) dalam adat-istiadat dan hukum adat masyarakat Indonesia, sehingga unsur-unsur tersebut, sesudah dianalisa dan dinilai-apakah unsur-unsur itu tidak bertentangan dengan konsepsi mendirikan suatu masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila,sedangkan unsur-unsur yang mempertahankan feodalisme harus dibuang.kemudian diintegrasikan dalam pembangunan tata tertib hukum Indonesia yang nasional.Oleh karena itu kegunaan mempelajari ilmu hukum adat harus bersifat praktis dan nasional”.Tulisan di bawah ini hendak mengkompromikan kedua pendapat di atas,disamping tambahan mengenai pluralisme hukum-sebuah fenomena yang merupakan keniscayaan- dan Hak asasi manusia (HAM) yang merupakan konsep universal yang harus terkandung dalam hukum.

Hukum Adat

Sebelum mendefinisikan “Hukum Adat” perlu diketahui bahwa sukarnya memberi definisi.Oleh karena itu, suatu definisi hanya dapat dipakai untuk suatu pegangan sementara saja.Namun beberapa pandangan tentang pengertian hukum adat sangat perlu, sebab istilah “hukum adat” seringkali menimbulkan kesalahpahaman.

Ter Haar, ahli hukum adat asal Belanda mengemukakan, “hukum adat ialah seluruh peraturan yang ditetapkan dalam keputusan-keputusan dengan penuh wibawa, dan yang dalam pelaksanaannya diterapkan begitu saja,” artinya tanpa adanya keseluruhan peraturan, yang dalam kelahirannya dinyatakan mengikat sama-sekali.Dengan demikian dapatlah dikatakan, bahwa hukum adat yang berlaku itu, hanyalah diketahui dan dikenal dari keputusan-keputusan fungsionaris hukum dalam masyarakat itu.

Sedangkan menurut Soekanto, hukum adat itu merupakan keseluruhan adat (yang tidak tertulis) dan hidup dalam masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan dan kelaziman yang mempunyai akibat hukum. Hukum adat, kata antropolog hukum dari Universitas Indonesia, Dr Sulistyowati Irianto, termasuk ke dalam “hukum rakyat” (folk law), yakni hukum yang tak berasal dari negara.

Masyarakat adat sesungguhnya merupakan elemen terbesar dalam struktur negara-bangsa (nation-state) Indonesia, hanya saja ironisnya banyak orang memandang hukum adat itu kuno sebagaimana dikatakan oleh antropolog Prof.Dr.Kebet Van Benda dari Max Planck Institute for Social Anthropology, Halle, Jerman- yang selama puluhan tahun melakukan penelitian di Indonesia, khususnya hukum adat di Sumatera Barat.

Di dalam pembuatan kebijakan nasional eksistensi komunitas-komunitas adat ini belum terakomodasi, atau bahkan secara sistematis disingkirkan dari agenda politik nasional. Perlakuan tidak adil ini bisa dilihat secara gamblang dari pengkategorian dan pende-finisian sepihak terhadap masyarakat adat sebagai " masyarakat primitif ", "peladang ber-pindah", "masyarakat rentan", "perambah hutan", " masyarakat terasing ", dan sebagainya. Pengkategorian dan pendefinisian semacam itu membawa implikasi pada percepatan penghancuran pola dan sistem masyarakat adat.

Padahal dalam Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa warga tak banyak bersentuhan dengan hukum negara. Justru hukum adat yang berkembang, dinamis, serta paling dekat dan paling efektif berlaku bagi rakyat. Banyak kasus-kasus di daerah yang dapat diselesaikan dengan hukum adat melalui keputusan-keputusan hakim negara yang mengadopsi hukum adat.

Apakah Masyarakat adat Itu ?

Dalam konvensi ILO No.169 tahun 1986 menyatakan bahwa: "Bangsa, suku, dan masyarakat adat adalah sekelompok orang yang memiliki jejak sejarah dengan masyarakat sebelum masa invasi dan penjajahan, yang ber-kembang di daerah mereka, menganggap diri mereka beda dengan komunitas lain yang sekarang berada di daerah mereka atau bukan bagian dari komunitas tersebut. Mereka bukan merupakan bagian yang dominan dari masyarakat dan bertekad untuk mengembangkan, memelihara serta mewariskan identitas leluhur dan tradisi etnis mereka kepada generasi selanjutnya; sebagai dasar bagi kelangsungan keberadaan mereka sebagai suatu suku, sesuai dengan pola budaya, lembaga sosial dan sistem hukum mereka."

Menurut Jaringan Pembelaan Hak-Hak Masyarakat Adat (JAPHAMA) yang dirumuskan di Tana Toraja tahun 1993: Masyarakat adat ialah "Kelompok masyarakat yang memiliki asal-usul leluhur (secara turun-temurun) di wilayah geografis tertentu, serta memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik, sosial, dan budaya sendiri."

Sayangnya selama ini para perencana dan pelaksana pembangunan di Indonesia menganggap nilai-nilai budaya adat sebagai keterbelakangan,pengancam nasionalisme dan penyebab disintegrasi bangsa. Bertolak dari anggapan tersebut, berkembanglah sebuah pemahaman mengenai pentingnya dilakukan perubahan sosial-budaya. Perubahan yang dimaksud adalah pencabutan nilai-nilai tradisional yang kemudian digantikan dengan nilai-nilai lain, dalam hal ini "nilai-nilai barat", agar pembangunan dapat mencapai tujuan utamanya: kesejahteraan masyarakat.

Pencabutan nilai-nilai tradisional itu dilakukan melalui berbagai produk peraturan, perundang-undangan, dan kebijakan lainnya. Produk-produk hukum itu bersifat sentralistik dan seragam. Misalnya Undang-Undang No.5 Tahun 1979, mengubah sistem wilayah kekuasaan dan kekayaan adat menjadi bentuk pemerintahan desa. Aturan tersebut menjadi awal disfungsinya pemerintahan adat. Disfungsi itu kemudian menjadi penyebab "pemisahkan tokoh" di kalangan masyarakat adat. Kepala desa menjadi penguasa tunggal yang memperhatikan kepentingan pemerintah di atasnya. Ia bertindak berdasarkan otoritas legal formal. Di pihak lain ada kepala adat yang merupakan penguasa wilayah persekutuan masyarakat adat yang memerintah berdasarkan otoritas informal yang diberikan masyarakat.

Buntut dari dualisme kepemimpinan ini adalah dengan tersingkirnya kepala adat dari sistem pemerintahan desa. Kepala adat dipercaya untuk mengatur pelaksanaan upacara adat. Upacara adat yang dipercayakan pelaksanaannya kepada ketua adat itu bukan merupakan bukti penghormatan dari masyarakat adat, melainkan untuk kepentingan komoditi pariwisata semata. Dikarenakan proses marjinalisasi adat itu berkaitan dengan faktor-faktor struktural. Dengan menghapus mar-inalisasi menjadi demokratisasi dan menggantikan sentralisasi menjadi desentralisasi.

Pentingnya Hukum Adat

Kita semua tahu bahwa hukum yang berlaku di Indonesia hingga sekarang ini masih banyak hukum warisan Belanda atau masih dipengaruhi oleh hukum Belanda. Dalam penerapannya oleh para penegak hukum ternyata tidak sebagaimana di negeri asalnya, yang lebih mengutamakan penghargaan dan penghormatan terhadap hak-hak indi-vidu (ini tidak sama artinya dengan mementingkan diri sendiri) serta lebih berpikir rasional.

Sebaliknya penerapan hukum di Indonesia, diterapkan oleh para penegak hukum dengan pola pikir orang Indonesia, dengan kata lain menggunakan pola pikir adat, demikian pula rakyat Indonesia sebagai penerima, sebagian besar masih dengan mengutamakan kebersamaan atau bersifat komunal dan religio-magis.

Kondisi di atas mempunyai kontribusi terhadap kesemrawutan hukum, diskriminatif, dan tidak adil. Padahal seharusnya hukum yang baik itu menuut ahli hukum perlu memenuhi tiga syarat yaitu yuridis, sosiologis, dan bahkan mungkin perlu ditambah harus mengakar dan bersumber pada budaya bangsa sendiri.

Keanekaragaman hukum yang ber-laku di Indonesia termasuk Kalimantan Barat merupakan kebutuhan hukum dari suatu masyarakat yang majemuk. Fakta menunjukkan bahwa cukup banyak peraturan yang dalam pelak-sanaannya kurang atau tidak diterima oleh masyarakat. Jadi hukum nasional yang harus dapat diterima oleh semua pihak, maka itu perlu dirumuskan dalam rumusan yang bersifat umum. Hal-hal yang bersifat operasional harus diserahkan pengurusannya atau penye-lesaiannya berdasarkan hukum adat yang berlaku bagi masing-masing suku yang terdapat di Indonesia. Kepada setiap suku harus diberi kewenangan untuk menjabarkan lebih lanjut apa yang diatur dalam ketentuan umum yang bersifat nasional tersebut.

Pluralisme Hukum

Pluralitas merupakan ciri bangsa Indonesia. Dengan banyak pulau, suku, bahasa, dan budaya, Indonesia ingin membangun bangsa yang stabil dan modern dengan ikatan nasional yang kuat. Sehingga, menghindari pluralisme sama saja dengan menghindari kenyataan yang berbeda mengenai cara pandang dan keyakinan yang hidup di masyarakat Indonesia.

Pluralisme hukum secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat dua atau lebih sistem hukum yang berada dalam suatu kehidupan sosial. Pluralisme hukum harus diakui sebagai sebuah realitas masyarakat.

Dalam pengertian ini, pluralisme hukum sangat berkaitan dengan kemajemukan masyarakat secara suku bangsa, budaya, ras, agama, kelas, jenis kelamin, dan lain-lain. Jadi, ada garis batas yang jelas antara hukum negara dan hukum rakyat, juga di antara hukum rakyat itu sendiri.

Dalam perkembangannya, pengertian pluralisme hukum didefinisikan sebagai inter-relasi, interaksi, saling pengaruh, dan saling adopsi di antara berbagai sistem hukum negara dan hukum rakyat. koeksistensi antara hukum negara di satu sisi dengan folk law di sisi lain.

The Commission on Folk Law and Legal Pluralism ,Prof. Anne Griffith ditemui di sela-sela Kongres Internasional ke-15 Mengenai Pluralisme Hukum” yang diselenggarakan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok, Kamis (29/6) , menjelaskan bahwa saat ini kita hidup tidak dengan satu hukum tetapi dengan berbagai hukum sehingga pemahaman mengenai pluralisme hukum perlu diberikan kepada pengambil kebijakan, ahli hukum, antopolog, sosiolog dan ilmuwan sosial lainnya.

Pengertian pluralisme hukum sendiri menurut Sulistyowati Irianto-pengajar antropologi hukum di Universitas Indonesia (UI)- senantiasa mengalami perkembangan dari masa ke masa di mana ada koeksistensi dan interelasi berbagai hukum seperti hukum adat, negara, agama dan sebagainya.

Bahkan dengan dengan adanya globalisasi, Keberadaan hukum internasional dan transnasional telah menambah rumitnya koeksistensi keberagaman hukum yang telah ada di suatu negara, dan menambah kompleksitas pembentukan hukum dari tingkat nasional sampai di komunitas kecil di tingkat lokal. Masuknya hukum internasional ke wilayah tanpa batas itu paling tampak dalam bidang hak asasi manusia, termasuk hak asasi perempuan.

Karena itu, dominasi hukum negara melalui berbagai produk hukum dan tafsir hukum yang monolitik telah menyebabkan kelompok-kelompok masyarakat semakin terpinggirkan.

Pluralisme Hukum Adat

Dalam kaitannya dengan hukum adat, menurut Harkristuti Harkrisnowo-Akademisi Universitas Indonesia (UI)- “perlu kajian mendalam untuk mengangkat pluralisme hukum adat”. Usulan untuk mengedepankan hukum adat adalah hal yang positif. Hanya saja, untuk menerapkannya harus mengacu pada daerah-daerah yang masih berpegangan erat pada hukum adat.

Hambatan bagi pluralisme hukum adapt ialah pembaharuan hukum yang dalam realitanya selalu memilih unifikasi dalam hukum tertulis. Sedangkan, untuk hukum adat yang pada prinsipnya bukanlah suatu hukum tertulis tidak punya tempat. Upaya unifikasi justru bukan memberi tempat untuk mengakomodir adanya keberagaman hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Diantara kebijakan-kebijakan Negara yang dianggap mereduksi hukum adat. Sebut saja dengan lahirnya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, pengakuan untuk hak-hak masyarakat adat malah tergantung dari penetapan pemerintah.UU mengenai privatisasi air, pengelolaan hutan dan pertambangan serta mengenai sumber daya alam. Juga Peraturan Presiden No 36/2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan dan kepentingan umum

Oleh karena itu ruang-ruang negosiasi harus terus diciptakan agar terjadi kesetaraan hukum yang sesungguhnya di antara warga negara. Karena kita tidak bisa menciptakan sistem hukum nasional kalau kita tidak memahami situasi hukum yang beragam di dalam masyarakat.Terlepas dari kritikan berbagai pihak, Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-pokok Agraria selama ini telah mengakui keberadaan hukum adat. Mungkin masih jauh, tetapi setidaknya selalu ada harapan

Nilai Universal HAM

Hak seharusnya kata yang tidak asing bagi umat manusia, di benua manapun. Karena "hak" merupakan intisari yang paling karib dengan kebenaran dan keadilan dalam konteks dinamika dan interaksi kehidupan manusia beserta makhluk dan ciptaan Tuhan lainnya. "Hak" telah terpatri sejak manusia lahir. "Hak" memang untuk siapa saja. Di antaranya hak yang bernama kemerdekaan, yang bernama hak makhluk dan harkat martabat kemanusiaan, hak yang bernama cinta kasih sesama, hak yang bernama indahnya kesejahteraan, baik yang bernama keterbukaan, dan kelapangan, hak yang bernama bebas dari rasa takut, hak nyawa, hak rohani, hak kesadaran, hak untuk tenteram, hak untuk memberi, hak untuk menerima, hak untuk menolak, hak untuk me-minta, hak untuk berbicara, hak untuk diam, hak untuk berani, hak untuk menghindar, hak untuk berkumpul, hak untuk dilindungi, hak untuk melindungi dsb.
Pada perkembangannya, "hak" me-ngalami perubahan, distorsi makna dan fungsi, hal ini disebabkan berbagai kepentingan kekuasaan manusia yang menyangkut interaksi antarmanusia sendiri, dan manusia dengan makhluk dan ciptaan Tuhan lainnya di sepanjang sejarah peradaban manusia yang ter-aktualisasi dalam sistem sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Lalu dari mana datangnya "hak"? Pertanyaan tersebut haruslah dikem-balikan kepada sang Pencipta manusia dan alam semesta ini. Karena hanya Dia yang berhak untuk mencabut segala hak yang telah diberikan kepada manu-sia dan alam semesta yang telah Dia ciptakan, kecuali jika manusia mencuri hak untuk menentukannya.

Dalam sejarah modern, HAM ber-kembang pesat menjadi pembicaraan internasional sejak PD II di pertengahan abad ke-20. Sejak itu HAM menjadi bahan pembicaraan yang luar biasa, baik dalam konsep maupun dalam jumlah perangkat (hukum) yang mengaturnya. Dari istilah Fundamental Human Right (yang secara harfiah berarti Hak Asasi Manusia), sekarang kita lebih mengenal istilah human rights. Apa yang dulu dikenal sebagai the right of man di abad ke-18, dalam perkembangnnya telah bergeser men-jadi human rights. Di akhir abad ke-20 ini hampir seluruh dunia, masalah hak asasi manusia diangkat sebagi hal penting dalam negara demokrasi. Hak asasi manusia dianggap sebagai konsep etika modern dengan gagasan intinya adalah: adanya tuntutan moral yang menyangkut moral itu secara potensial amat kuat untuk melindungi orang dan kelompok yang lemah dari praktek kesewenangan mereka yang kuat, baik karena kedudukan, usia, status, jenis kelamin dan lainnya. Jadi HAM bukan hanya suatu konsep, karena pada dasarnya HAM mengarah pada peng-hormatan terhadap kemanusiaan.
Definisi hak asasi manusia yang dimuat dalam piagam HAM yang meupakan bagian yang tak terpisahkan dari TAP MPR No. XVII/MPR/1989 tentang HAM adalah:

"Hak Asasi manusia adalah hak-hak dasar yang universal dan melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun".

HAM dapat digolongkan atas:

1. Hak individu yang merupakan hak-hak yang dimiliki masing-masing orang.

2. Hak kolektif, yakni masyarakat yang hanya dapat dinikmati bersama orang lain, seperti hak penentuan nasib sendiri, hak memperoleh ganti rugi bagi kebebasan yang dilanggar.

3. Hak sipil dan politik (dimuat dalam international covenant on civil and political rights dan terdiri dari 27 pasal), antara lain memuat hak-hak yang telah ada dalam perundang-undangan Indonesia seperti: a). Hak atas penentuan nasib sendiri, hak memperoleh ganti rugi bagi yang kebebasannya dilanggar. b). Hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keaman-an pribadi, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. c). Hak yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk menikmati hak sipil dan hak politik, hak seseorang untuk diberitahu alasan-alasan pada saat penangkapan, persamaan hak dan tanggung jawab antara suami-istri, hak atas kebe-basaam berekspresi.

4. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (dimuat dalam international covenant on economic, social, and cultural rights dan terdiri dari 13 pasal) antara lain memuat hak untuk menikmati kebebas-an dari rasa ketakutan dan kemiskinan, larangan atas diskriminasi ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, persamaan hak antara laki-laki dan perempuan untuk menikmati ekonomi, sosial, dan budaya; hak untuk mendapatkan peker-jaan; hak untuk memperoleh upah yang adil bagi buruh laki-laki dan perem-puan; hak untuk membentuk serikat tani/buruh, hak untuk mogok, hak atas pendidikan, hak untuk bebas dari kelaparan.

HAM bersifat universal, yang berarti bahwa seseorang berhak atas hak-hak tersebut karena ia adalah manusia. Jadi setiap orang harus diperlakukan sesuai dengan hak-hak itu, dan merupakan sarana etis dan hukum untuk melin-dungi individu, kelompok dan golongan lemah terhadap kekuatan-kekuatan dan kekuasaan-kekuasaan yang menin-das hak itu dalam masyarakat modern. Deklarasi Wina (1993) menyebutkan adalah kewajiban negara untuk menegakkan HAM dan menganjurkan pemerintah-pemerintah untuk menegakkan standar-standar yang terdapat dalam instrumen-instrumen HAM internasional ke dalam hukum nasional. Proses mengadopsi dan menetapkan pember-lakuan instrumen HAM inilah yang disebut sebagai ratifikasi.

Dalam konteks negara modern, HAM telah menjadi alat anggota masyarakat untuk menghadapi kekuasaan dominan dan cenderung menindas (seperti aparatus atau alat-alat negara baik birokrasi sipil maupun militer). Soal HAM memang berkaitan erat dengan soal demokrasi. Justru, di negara-negara demokrasi inilah HAM itu mendapat perlindungan yang paling kuat. Dengan adanya parlemen yang efektif, kehakiman independen, partai-partai politik yang mapan, lembaga pers yang bebas dan sebagainya, maka sama sekali tidak mudah bagi pemerintah untuk melanggar hak-hak asasi rakyatnya.

Keterkaitan Hukum Adat dengan Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia

Dalam era reformasi kita temukan beberapa ketentuan MPR yang secara eksplisit memberikan pengakuan terhadap hukum adat antara lain :

1. TAP MPR No. XVII/MPR/1989 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 41 Piagam Hak Asasi Manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ketetapan ini menyatakan identitas budaya masyarakat tradisional, termasuk hak atas tanah ulayat dilindingi selaras dengan perkembangan jaman. Dengan adanya penegasan ini, maka hak-hak dari masyarakat adat yang ada (masyarakat tradisional) ditetapkan sebagai salah satu hak asasi manusia yang wajib dihormati. Pemaknaan terhadap ketentuan ini lebih jauh perlu dikaitkan dengan pasal 18 B (2) dan pasal 28 1 (3) UUD 1945 setelah di amandemen.

Ø Pasal 18 B (2) UUD 45: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip negara kesatuan RI.
Ø Pasal 28 1 (3) UUD 45: Identitas budaya dan hak-hak masyarakat tradisional di hormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

2. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pasal 6 secara tegas menyatakan: a). Dalam rangka Penegakan Hak Asasi Manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan pemerintah. b). Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dan dilindungi, selaras dengan perkem-bangan zaman.

Penjelasan Pasal 6 ayat 1 menya-takan bahwa Hak Adat yang secara nyata masih berlaku dan dijunjung tinggi di dalam lingkungan masyarakat hukum adat harus dihormati dan dilindungi dalam rangka perlindungan dan penegakakan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat yang bersangkutan dengan memperhatikan hukum dan perundangan-undangan. Sedangkan dalam penjelasan pasal 6 ayat 2 menyatakan bahwa dalam rangka penegakkan hak asasi manusia, identitas budaya nasional masyarakat hukum adat, hak-hak adat yang masih secara nyata dipegang teguh oleh masyarakat hukum adat setempat tetap dihormati dan dilindungi sepanjang tidak bertentangan dengan asas-asas hukum negara yang berintikan keadilan dan kesejahteraan rakyat.