Etika ini dihubungkan dengan David Hume
(1711-1776) seorang filsuf yang lahir di Edinburg, Skotlandia. Kegiatan
intelektualnya menghasilkan beberapa buku, yang terkenal diantaranya “A Treatise of Human Nature” (1739-1740),
“Enquiry concerning Human Understanding”
(1748), “Enquiry Concerning the
Principles of Morals” (1751).
Prinsip filsafat Hume ialah pengetahuan
berasal dari pengalaman dan pengenalan indrawi yang merupakan bentuk
pengetahuan yang jelas dan sempurna. Hume secara radikal menolak substansi dan
kausalitas tanpa sumber empiris. Rasio atau akal dalam pendapat Hume tidak
dapat bekerja tanpa kesan-kesan indrawi, tidak ada generalisasi pengalaman yang
dapat dibenarkan secara rasional seperti gagasan yang ada adalah ingatan akan
kesan-kesan indrawi.
Etika perasaan sesuai dengan Hume yang
empiristik, karena pandangannya bahwa segala yang empiristik menjadi sebab dari
apa yang dilakukan maupun dikatakan manusia. Maka ‘perasaan’-lah menurut Hume
yang mendorong seseorang melakukan nilai-nilai tertentu dalam hidupnya. Setiap
orang memiliki perasaan baik yang menyangkut dirinya maupun orang lain. Jadi
kita semua memiliki perasaan, ingin menolong orang, membantu sesama, terharu,
dlsb yang semua itu tidak ada hubungannya dengan akal. Dalam timbangan perasaan
inilah sifat baik dan buruk dapat diyakini berada oada perbuatan tertentu.
Hume lebih jauh lagi menghubungkan perasaan
ini dengan hubungan sosial manusia, dimana seorang manusia juga terdorong
melakukan sesuatu yang membuat orang lain merasa nikmat dan sekaligus pula
melindungi dirinya sendiri dari perasaan sakit. Ketika seseorang melakukan
perbuatan baik maka itu juga menyangkut perasaan dirinya. Kebaikan hati ini
timbul dari kemampuan ikut merasakan bersama orang lain, hal inilah yang
dinamakan simpati. Dan simpati adalah bakat alamiah manusia. Adapun perbedaan
pendapat terkait moralitas yang terdapat dalam banyak masyarakat dan bangsa,
menurut Hume hal itu tidaklah penting, sebab bagaimanapun juga terdapat
persamaan esensial yang elementer dalam perasaan semua manusia. (Yusuf Zainal)
No comments:
Post a Comment