*Agama
jika dilihat dari sudut pandang para teolog maka ia berupa sekumpulan
dogma-apologi, keyakinan-keyakinan/konsep iman.
*Agama
dilihat dari sudut keberagamaan individu bersifat relatif, dibatasi
pengaruh-pengaruh kejiwaan seseorang (responsi stimulus), “realitas” pengalaman
spiritual.
*Agama
dalam ilmu kemasyarakatan ialah perluasan dari keberagamaan individu-individu,
dipengaruhi budaya, adat, kebiasaan.
*Definisi
agama merupakan masalah yang belum pernah selesai, tidak ada definisi yang
benar-benar memuaskan diterima semua pihak, 2 faktor yang memusykilkan
pendefinisian agama, sesuai dengan tujuannya, yakni syarat perlu (ciri
masing-masing agama yang berbeda) dan syarat cukup (kekomprehensifan).
*Agama
tidak memerlukan definisi (pembatasan) melainkan deskripsi (penggambaran).
*Pengkajian
agama dari psikologi untuk memahami keberagamaan perindividu dan sikap mental
masyarakat (banyak individu) yang
memeluk suatu agama/orientasi keagamaan.
*Pengkajian
agama dari psikologi untuk memahami fungsi dan peranan agama di masyarakat.
*Agama
dalam pengintegrasian nilai-nilai seperti konsensus minimal yang timbul di
masyarakat adalah bagian dari fungsi agama di dalam masyarakat.
*Sosiologi
menggolongkan masyarakat kepada 3 tipe sejauh peranan agama :
1.
masyarakat dengan nilai-nilai sakral
2.
masyarakat perkembangan nilai
3.
masyarakat sekuler
*Sekulerisme
dapat melemahkan fungsi agama sebagai pemersatu sekaligus pemecah belah.
*Agama
sebagai cara penyesuaian diri, khususnya dengan stimulasi ketegangan manusia,
antara lain, kematian dan kekuatan-kekuatan alam seperti bencana dan sebagainya
yang tak dapat diramalkan.
*Sains
moderen mengambil tempat agama sebagai cara penyesuaian diri, dalam masyarakat
sekuler ains menjadi otoritas penjelas kosmologi alam semesta dan kosmologi
dinilai kembali
menggunakan
tolak ukur sains modern, namun sains tidak mau mencari jawaban ‘mengapa’
terhadap permasalahan mendasar manusia secara moral dan emosional.
*Ketegangan
manusia pada masyarakat sekuler modern ditangani oleh psikologi dan psikiatri,
dengan kata lain psikologi-psikiatri bisa menjadi jembatan agama dalam
masyarakat atau menjalankan (sebagai ganti) fungsi-peranan agama dalam
masyarakat.
*Dalam
kaitannya dengan sains (di masyarakat sekular modern), Agama (dengan fungsi dan
peranannya) : (1) mengembangkan penafsiran yang menyerap sains; (2) memberi
makna dari sains; (3) berkembang atau berevolusi dalam gagasan-gagasan,
teori-teori masyarakat modern, seperti, demokrasi, Hak asasi manusia, dlsb.
*Antropologi,
ilmu yang mempelajari “anthropos” dan “logos”, manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial, penekanannya pada ciri-ciri fisik manusia, adat
istiadat, kebudayaan. Perbedaannya dengan sosiologi ialah sosiologi berfokus
pada kehidupan sosial masyarakat.