Hasan dan Husein as pergi ke masjid untuk
melaksanakan shalat. Waktu itu ada seorang tua yang sedang berwudhu. Husein as
memperhatikan dengan seksama gerakan orang tua itu. Benar, wudhunya tidak
tepat! Tapi apa yang bisa dilakukan?
Husein kemudian memandang kakaknya, Hasan.
Dari pandangannya, Hasan merasa Husein ingin menyampaikan sesuatu. Dengan
berhati-hati agar jangan sampai orang tua itu merasa sedang dibicarakan, Husein
mengisyaratkan matanya ke orang tua itu. Akhirnya Hasan memahami masalahnya dan
dengan melihat apa yang tengah dilakukan orang tua itu, ia segera memahami
bahwa orang tua itu tidak memahami cara berwudhu yang benar.
Husein dengan perlahan-lahan berbisik ke
telinga kakaknya dan berkata, "Bagaimana kita harus mengatakan bahwa wudhu
orang tua ini salah?"
Hasan berpikir sesaat dan berkata, "Kita
dapat mengajarinya secara tidak langsung bagaimana berwudhu yang benar."
Husein bertanya, "Bagaimana?"
Hasan as mengutarakan rencananya. Mendengar
rencana itu, Husein senang dan menyetujuinya. Mereka kemudian mendekati orang
tua itu dan berkata, "Pak! Kami berdua ini adalah saudara. Kami saling
menyalahkan wudhu yang lain. Bila Anda bersedia, tolong menjadi pengadil di
antara kami agar masalah yang kami hadapi ini selesai dan kami dapat memahami wudhu
siapa yang salah."
Orang tua itu menerima dan berkata,
"Baiklah. Sekarang kalian berwudhu agar saya melihat siapa yang wudhunya
benar."
Husein yang lebih kecil maju ke depan dan
mulai berwudhu. Orang tua itu menyaksikan dan merasa bahwa wudhunya benar.
Perlahan-lahan orang tua itu mulai memahami bahwa wudhunya yang salah. Tapi ia
mencoba bersabar untuk melihat bagaimana saudaranya yang lebih tua berwudhu
agar lebih yakin apakah wudhunya salah atau benar.
Hasan as kemudian berwudhu. Wudhu yang
dilakukannya sempurna dan tidak ada yang kurang. Pada waktu itulah orang tua
itu memahami kalau wudhu dua anak bersaudara ini sempurna dan benar.
Sebaliknya, wudhunya yang salah. Setelah itu ia berkata, "Semoga Allah Swt
menjaga kalian berdua! Wudhu kalian benar dan tidak ada yang salah. Tapi saya
baru memahami kalau sampai sekarang wudhu yang saya lakukan ada kesalahan.
Kalian berdua mampu membuat saya memahami kesalahan yang kulakukan selama
ini."
Dua
bersaudara itu mengucapkan terima kasih kepada orang tua itu dan mengucapkan
selamat tinggal. Tapi... Tapi ada yang menggelitik hati orang tua itu. Ia
mengatakan, "Dua anak remaja yang cerdas dan berakhlak ini ingin
mengajariku agar memahami kesalahan yang kulakukan selama ini."
Akhirnya, di dalam hatinya, orang tua itu
mengucapkan terima kasih kepada dua anak itu di dalam hatinya. (IRIB Indonesia
/ Saleh Lapadi)
No comments:
Post a Comment