Apakah eksistensi
jiwa hanyalah sebuah mitos ataukah ada dalam kenyataannya ? sebagian ilmuwan
menyatakan dari sudut pandang ilmiah (fisikal) bahwa kehidupan setelah kematian
bagi manusia adalah tidak mungkin, maka satu-satunya cara adalah bertanya
kepada mereka yang pernah mengalami kematian. Beberapa dokter seperti Raymond
Moody, Ken Ring dan Bruce Gregson yang memeriksa pasien yang mengalami ‘hidup
kembali’ dari kematian.
Namun jika jiwa
adalah esensi manusia maka kebergantungan tubuh kepadanya niscaya ketimbang
sebaliknya. Pengalaman kematian, yang menjelaskan kehidupan setelah kematian
bisa datang dari NDE (near death experience). Dalam pada itu, ada baiknya juga
dihubungkan dengan kapasitas tidur.
Rapid eye movement (REM) :
Berdasarkan gelombang
otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan (1) tidur paling ringan atau setengah
sadar; (2) tidur lebih dalam; (3) tidur paling dalam; (4) mimpi; adapun mimpi
adalah pemenuhan jiwa pada hasrat-hasrat fisik atau mental emosional yang belum
terpenuhi di masa sadar (Yusuf Zainal)
Malfungsi tidur :
narcolepsy (serangan tidur mendadak), sleep apnea (mendengkur), kecemasan,
depresi, sleep paralysis (tindihan).
Kematian
didefinisikan sebagai “seseorang yang semua fungsi otaknya benar-benar terhenti
tanpa bisa dipulihkan lagi termasuk batang otak” (Komite pusat utuk kajian
problem-problem moral danprilaku (kode etik) Fakultas Kedokteran Harvard
University, tahun 1981)
Cara memperoleh
pengetahuan : (1) panca indera; (2) perasaan-akal praktis; (3) intelek-akal
teoritis; (4) intuisi & mimpi; (5) wahyu;
Ilmuwan As, Ado
Snandick berpendapat “mata manusia tidak dapat melihat keberadaan suatu benda
dalam ruangan lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu. Dalam sejarah,
orang, benda dan lain-lain yang hilang secara misterius adalah masuk kedalam
lorong waktu.
John Buckally
mengemukakan teori hipotesanya, (1) obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah
bersifat kematerialan/fisikal, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup
untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, (2) lorong waktu
diluar sistem waktu, lorong waktu dapat bersifat searah, berlawanan arah,
berbalik, lurus, bahkan diam, (3) terhadap dunia fana (ruang fisik) di bumi
maka konsekuensinya ditempuh secara misterius. Dalam Buddhisme ada peribahasa
“bagaikan sehari di kahyangan tapi rasanya sudah ribuan tahun di bumi”
Otak, kulit bagian
atas (neo korteks) ialah yang memberikan sifat-sifat diri, identitas dan
kemampuan melakukan tindakan, kulit bagian bawah demi mengontrol fungsi-fungsi
fisik otak (keseluruhannya) bertanggungjawab atas kontrol fungsi entitas hidup
secara keseluruhan.
Mekanisme kinerja
jantung-otak-jiwa : (1) Otak mengikat jantung (hubungan dengan alam fisik)
(2) Otak mengikat jiwa (hubungan dengan alam spiritual) (Yusuf Zainal)
thanks for sharing..nie post
ReplyDeleteInformative and interesting Blog! Beautifully written, as usual, I like the post. Thank you so much for nice sharing with us. Keep posting!
ReplyDelete