Kisah Pedang Gadis Yueh
*Si
Shi (Xi Shi), wanita cantik dari
kerajaan Yueh yang dihadiahkan kepada Raja Wu ialah Helena(1) versi
Cina, Si Shi digambarkan bagai “sesosok wanita cantik yang tiada bandingannya
dan dengan kecantikannya ampu mengguncang dunia. Wanita yang mampu menyatukan
seluruh negeri Yueh di dalam diri seseorang. “wajah putih Si Shi dipenuhi air
mata seperti mutiara dan suaranya lembut bagai arus sungai yang beriak (Pedang
Gadis Yueh, hal 13). Jika Si Shi berjalan irama langkah-langkahnya jauh lebih
memikat dibanding musik manapun, Fu Chai (Raja Wu) yang membangun istana ini
memang dibuat dengan maksud agar irama langkah-langkah kaki Si Shi terdengar,
suaranya yang lembut bagaikan bunyi mandolin atau harpa yang riang gembira
(Pedang Gadis Yueh, hal 22).
Menteri Feng (menteri kerajaan Yueh)
menceritakan dewi Hsiang Fei (Si Shi) pada Ah Cing, “matanya bening dan berkilauan laksana aliran air di pegunungan” Ah
Cing menimpali “apakah dia punya ikan di
matanya ? ”.
“Kulitnya seperti awan tetapi
lebih putih” Ah Cing
menimpali “adakah burung-burung yang
terbang diantara awan itu ? ”
“Bibirnya lebih lembut
dibandingkan untaian bunga dan berwarna kemerah-merahan. Bibirnya basah, lebih
basah dibandingkan embun yang menempel di atas bunga ini. Saat Hsiang Fei
berdiri di pinggir sungai, kecantikannya memantul di seluruh tepian sungai
membuat bunga-bunga menjadi malu. Bahkan ikan-ikanpun takut berenang di air
karena pantulan kecantikannya. Ketika tangan putihnya masuk ke sungai, tangan
itu terlihat sangat lembut, bahkan hampir meleleh di dalam air”(Pedang Gadis Yueh, hal 19).
*Ah
Cing (gadis dengan ilmu
pedang yang sakti). Menteri Feng Li memperhatikan gadis itu (Ah Cing). Dia
mempunyai muka bujur telur, bulu mata yang lentik dan panjang, kulit yang putih
bersih. Mukanya cantik dan badannya langsing, bahkan terlihat lemah gemulai
(Pedang Gadis Yueh, hal 15). Ah Cing yang sedang duduk dekat disisinya dan
mendengarkan dia dengan baik, matanya yang indah dan besarnya yang tidak pernah
meninggalkan mukanya (Pedang Gadis Yueh, hal 19).
Diceritakan pula ketika kecantikan Ah cing
dikomparasikan dengan Si Shi.
Ah Cing menodongkan tongkat bambunya ke
arah Si Shi. Wajahnya berada persis di depan wajah Si Shi. Hawa pembunuhan yang
mengamuk di wajahnya pelan-pelan menghilang, diganti rasa kecewa, dan hilangnya
rasa percaya diri, lalu berubah menjadi keheranan, rasa hormat dan akhirnya
pujian. Dia berbisik, “Lihat...lihat
kecantikan yang sesungguhnya di kolong langit ! Feng Li, dia bahkan
lebih...lebih cantik dibandingkan yang kau ceritakan” (Pedang Gadis Yueh,
hal 23).
No comments:
Post a Comment