Sunday, March 10, 2013

Etika Perasaan

Etika ini dihubungkan dengan David Hume (1711-1776) seorang filsuf yang lahir di Edinburg, Skotlandia. Kegiatan intelektualnya menghasilkan beberapa buku, yang terkenal diantaranya “A Treatise of Human Nature” (1739-1740), “Enquiry concerning Human Understanding” (1748), “Enquiry Concerning the Principles of Morals” (1751).
Prinsip filsafat Hume ialah pengetahuan berasal dari pengalaman dan pengenalan indrawi yang merupakan bentuk pengetahuan yang jelas dan sempurna. Hume secara radikal menolak substansi dan kausalitas  tanpa sumber empiris.  Rasio atau akal dalam pendapat Hume tidak dapat bekerja tanpa kesan-kesan indrawi, tidak ada generalisasi pengalaman yang dapat dibenarkan secara rasional seperti gagasan yang ada adalah ingatan akan kesan-kesan indrawi.
Etika perasaan sesuai dengan Hume yang empiristik, karena pandangannya bahwa segala yang empiristik menjadi sebab dari apa yang dilakukan maupun dikatakan manusia. Maka ‘perasaan’-lah menurut Hume yang mendorong seseorang melakukan nilai-nilai tertentu dalam hidupnya. Setiap orang memiliki perasaan baik yang menyangkut dirinya maupun orang lain. Jadi kita semua memiliki perasaan, ingin menolong orang, membantu sesama, terharu, dlsb yang semua itu tidak ada hubungannya dengan akal. Dalam timbangan perasaan inilah sifat baik dan buruk dapat diyakini berada oada perbuatan tertentu.
Hume lebih jauh lagi menghubungkan perasaan ini dengan hubungan sosial manusia, dimana seorang manusia juga terdorong melakukan sesuatu yang membuat orang lain merasa nikmat dan sekaligus pula melindungi dirinya sendiri dari perasaan sakit. Ketika seseorang melakukan perbuatan baik maka itu juga menyangkut perasaan dirinya. Kebaikan hati ini timbul dari kemampuan ikut merasakan bersama orang lain, hal inilah yang dinamakan simpati. Dan simpati adalah bakat alamiah manusia. Adapun perbedaan pendapat terkait moralitas yang terdapat dalam banyak masyarakat dan bangsa, menurut Hume hal itu tidaklah penting, sebab bagaimanapun juga terdapat persamaan esensial yang elementer dalam perasaan semua manusia. (Yusuf Zainal) 

No comments:

Post a Comment