Sunday, May 5, 2013

Otokritik Conte Atas Sepakbola Italia

 
Antonio conte, Pelatih Juventus mengeluarkan komentar paska kekalahan timnya dari Bayern munich dikedua leg Liga champions, bahwa tim-tim Italia belum layak memenangi turnamen itu seperti beberapa klub besar Eropa lainnya, salah satu kendalanya ialah keterbatasan dana untuk mendatangkan pemain-pemain bintang , jika dana sebesar 40 juta euro biasa dikeluarkan klub-klub liga Inggris, Spanyol dan Jerman dan kini juga PSG dari Perancis untuk memboyong seorang pemain saja, maka dana sebesar itu biasanya digunakan klub-klub Italia mendatangkan empat sampai lima orang pemain. Sehingga kekuatan finansialpun berimplikasi pada kualitas permainan. Penilaian Conte ini apakah sekedar alibi ? pastinya menunjukan pandangannya bahwa kekalahan juve adalah kekalahan level layaknya diarifi ketimbang disesali. Benarkah demikian ?
 Penulisan ini tidak untuk menjudge conte atau orang-orang yang mengamini pernyataannya. Yang pasti Bayern memang tampil luar biasa superior, seolah tidak memberi cara bagi Juve mengembangkan permainan, apakah ini bukti konkrit dari kualitas ?! Bagaimana kualitas sepakbola sebenarnya dilihat ?
Menurut hemat penulis kualitas sebuah tim sepakbola tidak hanya mengandalkan skill individu semata melainkan penggabungan antara ‘doktrin’ pelath yakni karakter dasar permainan tim, koherensi antar pemain maupun mentalitas dan pengalaman tim secara keseluruhan (performance), ‘postur’ alias kemampuan pemain memeragakan sepakbola, semua itu masih ditambah dengan ‘strategi’ atau pola permainan yang disiapkan pelatih khusus untuk pertandingan saat itu dimana pembacaan skema permainan maupun kejelian pelatih sangat menentukan disini. Jadi kuncinya ialah mensinkronkan doktrin-postur dan strategi maka sebuah kesebelasan layak memenangi sebuah pertandingan,....eits tunggu dulu ada faktor x yang tidak boleh dilupakan yaitu “keberuntungan”. Faktor inilah yang menjadikan sepakbola selalu menarik tidak dapat dipredikasi secara pasti. Sebagian menyebutnya nilai estetis sepakbola.
Sekarang mari kita analisis laga Juve vs Bayern, dalam kedua laga yang dimenangi Bayern aggregat 4-0, tampak jelas terlihat determinasi Fc Hollywood, parameter ball passession dan shoot on goal bisa dijadikan ukuran. Permainan Juve nyaris kehilangan irama sampai-sampai tidak membuat peluang bagus. Menilik realitas ini timbul pertanyaan, apakah optimisme Juve, raksasa seriA Italia sebelum laga hanyalah omongkosong belaka ? ataukah sekedar penyemangat bagi suporter demi motif-motif ekonomi ? ataukah optimisme mencari asa keberuntungan semata dan bukannya sikap jumawa jawara seriA musim lalu tanpa terkalahkan dan tim yang belum terkalahkan di Liga champions ? jika bukan semua itu maka kemungkinan lainnya ialah antiklimaks, ya antiklimaks justru yang bisa dimajukan !!
Penulis tidak ingin membahas hal-hal diluar permainan, bagaimanapun kebijakan transfer pemain memberikan pengaruh, klub yang memiliki finansial kuat dapat mengejar kesuksesan instan, tapi secara lebih spesifik pabila kedua tim bertemu maka unsur aksi dilapangan-lah yang paling menentukan, dus Juve dan Bayern keduanya adalah tim besar yang notabene merajai kompetisi masing-masing plus akar historis di sepakbola Eropa. Sekelumit catatan, Juve adalah jawara seri A musim lalu tanpa terkalahkan dan musim ini tengah memimpin klasemen seri A adapun Bayern menjadi runner Bundesliga dua musim beruntun, finalis Liga champion musim lalu dan musim ini paling fenomenal mereka telah memastikan gelar mesti liga masih menyisakan 6 pertandingan. Juve sudah 2 kali menjuarai Liga champions dan Bayern 4 kali. Ada fakta menarik yang patut dicermati oleh juventus, klub berjuluk ‘nyonya tua’ ini sudah lama belum pernah menjuarai turnamen durasinya pun lebih dari satu dasawarsa, 15 tahun, dalam hal ini Coppa Italia dan Liga champions, suatu yang ironis bagi tim sebesar Juve !  Terakhir kali Juve merengkuh gelar di turnamen ‘sudden death’ ialah setelah menaklukan Ajax Amsterdam lewat adu penalti pada final Liga champions edisi 1995-1996. Jelas ini sebuah ‘pr’ besar bagi skuad bianconerri dan conte, bagaimana mengembalikan moral performance tim mempertahankan konsistensi seperti di Seri A khususnya ketika menghadapi laga-laga sudden death. (Yusuf Zainal)     

Belissimo Juve 31 ?

Turin - Juventus berhasil memastikan gelar Scudetto musim 2012/2013. Itu terjadi setelah mereka memetik kemenangan atas Palermo.
Dalam pertandingan di Juventus Stadium, Minggu (5/5/2013) malam WIB, Juve baru mencetak gol di babak kedua lewat titik putih. Arturo Vidal mengeksekusi penalti dengan sempurna untuk memberi Juve kemenangan 1-0.
Dengan hasil ini, Juve mengoleksi 83 poin, unggul 14 poin dari Napoli yang baru akan bertanding dinihari nanti. Posisi mereka di puncak klasemen pun dipastikan aman karena Napoli tinggal memainkan empat laga tersisa.
Ini adalah scudetto ke-29 untuk La Vecchia Signora. Mereka sebenarnya sudah juara 31 kali, namun dua gelar dicabut karena kasus calciopoli.
Titel ini sekaligus jadi gelar kedua secara beruntun yang dimenangi oleh Juve. Musim lalu, Gianluigi Buffon dkk. juga tampil sebagai kampiun.
Jalannya Pertandingan
Juve langsung mengambil inisiatif menyerang sejak awal pertandingan. Arturo Vidal yang merupakan gelandang tersubur Juve hampir menambah koleksi golnya di menit ke-16. Tapi sepakannya masih menyamping di sisi kanan gawang Stefano Sorrentino.
Serangan Juve tujuh menit berselang juga belum membuahkan hasil. Tendangan Andrea Pirlo dari luar kotak penalti masih melambung di atas mistar gawang Palermo.
Serangan terus dibangun oleh Juve. Sementara upaya Palermo untuk masuk ke daerah pertahanan Juve kerap menemui kegagalan. Serangan yang dibangun tim tamu di menit ke-25 berhasil dipatahkan oleh Giorgio Chiellini.
Dalam sebuah serangan balik, Mirko Vucinic yang bergerak dari sisi kiri kemudian melepaskan umpan ke dalam kotak penalti. Namun Claudio Marchisio yang bergerak menyambut umpan Vucinic gagal memaksimalkannya.
Juve kembali membangun serangan, kali ini dari sisi kanan oleh Stephan Lichtsteiner. Pemain asal Swiss itu kemudian mengirim bola kepada Vucinic namun sepakan penyerang Juve itu berhasil diblok Sorrentino.
Hingga babak pertama usai, tak ada gol yang tercipta. Skor 0-0 tetap bertahan hingga turun minum.
Di awal babak kedua, serangan Palermo sempat mengejutkan tuan rumah. Tembakan Fabrizio Miccoli dari dalam kotak penalti mengenai tiang gawang Juve.
Di menit ke-58, Juve mendapat penalti setelah Mirko Vucinic dijatuhkan di kotak terlarang. Vidal yang maju sebagai eksekutor sukses melaksakan tugasnya dan membawa Juve unggul 1-0.
Juve hampir menggandakan keunggulan di menit ke-66. Namun sepakan Vucinic usai menerima umpan Paul Pogba masih bisa digagalkan Sorrentino.
Upaya Palermo untuk menyamakan kedudukan belum membuahkan hasil. Tembakan Abel Hernandez masih belum menemui sasaran.
Serangan Juve di menit ke-81 kembali membahayakan gawang Palermo. Kali ini sepakan Fabio Quagliarella yang mengenai mistar gawang tim tamu.
Dua menit berselang, Juve harus bermain dengan 10 orang. Pogba mendapat kartu merah setelah meludahi Salvatore Aronica.
Hingga laga usai, tak ada gol lagi yang tercipta. Juve menang 1-0 dan memastikan gelar scudetto.
Susunan Pemain
Juventus: Buffon, Barzagli, Bonucci, Lichtsteiner, Vidal, Pirlo, Pogba, Asamoah (Peluso 66), Marchisio, Vucinic (Quagliarella 79)
Palermo: Sorrentino; Von Bergen, Donati, Aronica; Nelson, Barreto, Arevalo Rios (Faurlin 79), Kurtic, Garcia; Ilicic (Dybala 71), Miccoli (Hernandez 65)

Thursday, May 2, 2013

Hikayat Akhlaq

Hasan dan Husein as pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat. Waktu itu ada seorang tua yang sedang berwudhu. Husein as memperhatikan dengan seksama gerakan orang tua itu. Benar, wudhunya tidak tepat! Tapi apa yang bisa dilakukan?
 Husein kemudian memandang kakaknya, Hasan. Dari pandangannya, Hasan merasa Husein ingin menyampaikan sesuatu. Dengan berhati-hati agar jangan sampai orang tua itu merasa sedang dibicarakan, Husein mengisyaratkan matanya ke orang tua itu. Akhirnya Hasan memahami masalahnya dan dengan melihat apa yang tengah dilakukan orang tua itu, ia segera memahami bahwa orang tua itu tidak memahami cara berwudhu yang benar.
Husein dengan perlahan-lahan berbisik ke telinga kakaknya dan berkata, "Bagaimana kita harus mengatakan bahwa wudhu orang tua ini salah?"
 Hasan berpikir sesaat dan berkata, "Kita dapat mengajarinya secara tidak langsung bagaimana berwudhu yang benar."
Husein bertanya, "Bagaimana?"
Hasan as mengutarakan rencananya. Mendengar rencana itu, Husein senang dan menyetujuinya. Mereka kemudian mendekati orang tua itu dan berkata, "Pak! Kami berdua ini adalah saudara. Kami saling menyalahkan wudhu yang lain. Bila Anda bersedia, tolong menjadi pengadil di antara kami agar masalah yang kami hadapi ini selesai dan kami dapat memahami wudhu siapa yang salah."
Orang tua itu menerima dan berkata, "Baiklah. Sekarang kalian berwudhu agar saya melihat siapa yang wudhunya benar."
Husein yang lebih kecil maju ke depan dan mulai berwudhu. Orang tua itu menyaksikan dan merasa bahwa wudhunya benar. Perlahan-lahan orang tua itu mulai memahami bahwa wudhunya yang salah. Tapi ia mencoba bersabar untuk melihat bagaimana saudaranya yang lebih tua berwudhu agar lebih yakin apakah wudhunya salah atau benar.
Hasan as kemudian berwudhu. Wudhu yang dilakukannya sempurna dan tidak ada yang kurang. Pada waktu itulah orang tua itu memahami kalau wudhu dua anak bersaudara ini sempurna dan benar. Sebaliknya, wudhunya yang salah. Setelah itu ia berkata, "Semoga Allah Swt menjaga kalian berdua! Wudhu kalian benar dan tidak ada yang salah. Tapi saya baru memahami kalau sampai sekarang wudhu yang saya lakukan ada kesalahan. Kalian berdua mampu membuat saya memahami kesalahan yang kulakukan selama ini."
 Dua bersaudara itu mengucapkan terima kasih kepada orang tua itu dan mengucapkan selamat tinggal. Tapi... Tapi ada yang menggelitik hati orang tua itu. Ia mengatakan, "Dua anak remaja yang cerdas dan berakhlak ini ingin mengajariku agar memahami kesalahan yang kulakukan selama ini."
Akhirnya, di dalam hatinya, orang tua itu mengucapkan terima kasih kepada dua anak itu di dalam hatinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Keutamaan Sayyidah Zahra as

   Hari ini tanggal 20 Jumadil Tsani adalah hari kelahiran Sayidah Fathimah az-Zahra as. Putri Rasulullah Saw yang disebut oleh Allah Swt sebagai kebaikan yang banyak atau al-Kautsar. Beliau lahir dan dibesarkan oleh ayahnya, Rasulullah Saw untuk kemudian mendidik generasi suci dan terpilih. Sayidah Fathimah as berhasil mengantarkan ruh perempuan ke puncak kesempurnaan dan itu adalah keridhaan Allah ada pada keridhaannya dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaannya.
            Perempuan yang disebut dalam al-Quran memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Tapi Sayidah Fathimah as seorang diri memiliki semua kelebihan itu. Beliau sama seperti Sayidah Maryam yang sucidan disucikan dan seperti Sayidah Hajar sebagai simbol ketegaran dan tawakal. Bukan saja seluruh kelebihan ini telah berkumpul pada diri Sayidah Fathimah, tapi beliau sendiri merupakan salah satu penduduk bumi terbaik. Dari sini, derajat dan ciri khas kepribadian Sayidah Fathimah as harus dicari dalam ayat-ayat al-Quran dan sabda Rasulullah Saw.
            Ketika Rasulullah Saw kehilangan dua putranya yang bernama Abdullah dan Qasim, mereka yang membenci beliau mulai mengata-ngatai beliau sebagai orang yang "Abtar" atau orang yang tidak memiliki keturunan. Di masa itu, menyusul kelahiran Sayidah Fathimah as, Allah Swt menurunkan surat al-Kautsar dan merupakan kabar gembira tertinggi yang pernah disampaikan kepada beliau. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar." (QS. al-Kautsar: 1)
Kata Kautsar berasal dari akar katsrah yang berarti banyak dan maksud dari Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Yakni, wahai Nabi Saw, Kami memberikan kepadamu seorang putri yang menjadi sumber kebaikan. Kami akan memberimu seorang putri yang bila semua keutamaan manusia ditampilkan utuh dalam bentuk manusia, maka itu adalah Fathimah az-Zahra as. Kelanjutan dari ayat ini Allah Swt berfirman kepada Rasul-Nya, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (QS. al-Kautsar: 2-3)
Imam Fakr ar-Razi saat menafsirkan surat al-Kautsar menulis, "Kautsar memiliki delapan makna dan kesemua makna itu tentang Sayidah Fathimah az-Zahra." Setelah itu ia menyinggung sejumlah Imam Maksum as dari keturunan Fathimah as dan menyebut keberadaan mereka sebagai dalil atas kebaikan yang banyak dari perempuan besar ini. Iya, bagaimana Fathimah Zahra as tidak menjadi kebaikan yang banyak, sementara ribuan sungai yang jernih bersumber dari mata air hidayah ini. Diturunkannya surat al-Kautsar dan pentakbiran yang tinggi semacam ini tentang Fathimah az-Zahra as, itupun di masa Jahiliah dimana perempuan tidak memiliki hak sedikitpun, menunjukkan posisi insaniah perempuan dalam agama Islam. Keberadaan yang menjadi sumber kebaikan dan berkah dalam sejarah umat manusia.
Ayat Tathir, ayat 33 surat al-Ahzab, merupakan satu lagi dari ayat-ayat tentang Sayidah Fathimah az-Zahra as. Dalam ayat ini disebutkan, "... Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Menurut mayoritas ulama Ahli Sunnah dan seluruh ulama Syiah, ayat ini diturunkan khusus untuk Ahli Bait Rasulullah Saw. Ketika ayat Tathir diturunkan, Rasulullah Saw memanggil Fathimah, Ali, Hasan dan Husein as dan menutupi mereka dengan jubahnya dan berkata, "Ya Allah! Mereka adalah Ahli Baitku dan sucikan mereka dari segala dosa."
            Imam Fakr ar-Razi dalam Tafsir Kabir, Suyuthi dalam ad-Durr al-Mantsur dan Imam Ahmad bin Hanbal menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ahli Bait dalam ayat ini adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as. Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw mengatakan, "Ayat Tathir diturunkan di rumahku. Pada waktu itu Fathimah, Ali, Hasan dan Husein juga berada di sana. Kemudian Rasulullah Saw melepaskan jubahnya dan menutupi mereka lalu berkata, "Ya Allah! Mereka ini adalah Ahli Baitku. Hilangkan kotoran dan keburukan dari mereka serta sucikan mereka."
 Mengenai Fathimah az-Zahra as juga dipakai pentakbiran seperti Lailatul Qadr. Biasanya tidak banyak orang yang dapat menemukan hakikat Lailatul Qadr, tapi bila ada orang yang menemukannya, sesuai dengan kadarnya, maka sekadar yang didapatkannya dapat mengubah jalan hidupnya. Orang akan semakin dekat kepada Allah Swt. Sayidah Fathimah az-Zahra as juga demikian. Yakni, mungkin saja ada orang atau masyarakat yang menyatakan cintanya kepada Fathimah as, tapi ia tidak menemukan hakikatnya, kecuali memahami hal-hal lahiriah dari keberadaan beliau. Mengetahui kehidupan dan pelbagai dimensi hakiki beliau serta mengamalkannya dapat mengubah jalan kehidupan dan nasib manusia.
            Begitu juga dengan Lailatul Qadr yang menjadi malam diturunkannya berkah dan nilai-nilai. Sayidah Fathimah as yang merupakan kebaikan yang banyak bagi Nabi Saw juga tempat diturunkan dan sumber keutamaan, berkah, nilai dan kemuliaan. Selain itu, Lailatul Qadr merupakan waktu berkumpulnya malaikat dan di saat ini juga berkah alam malakut semakin banyak dan siapa yang dapat memanfaatkannya akan mendapat kebaikan yang banyak. Siapa yanglebih dekat kepada Sayidah Fathimah as dan memanfaatkan wujudnya bakal mendapat keutamaan dan mengamalkan sifat-sifat malaikat, sehingga dirinya lebih dekat dengan alam malaikat dan kesucian.
Allah Swt dalam ayat 61 surat Ali Imran berfirman, "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), ‘Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
Ayat ini diturunkan terkait peristiwa Mubahalah antara Nabi Muhammad Saw dan Kristen Najran. Dalam peristiwa ini, setelah perwakilan warga Kristen Najran tetap tidak beriman di hadapan argumentasi kuat Nabi Saw, disepakati dilakukan Mubahalah dan laknat Allah akan dijatuhkan kepada pihak yang batil. Ketika Kristen Najran menyaksikan Nabi Saw hanya membawa Fathimah, Ali, Hasan dan Husein as, ke tempat yang telah ditentukan untuk bermubahalah, mereka mulai dihinggapi ketakutan diturunkannya laknatkepada mereka. Akhirnya, mereka membatalkan Mubahalah. Peristiwa ini dinukil lewat hadis-hadis mutawatir dan masyhur antara Syiah dan Sunni, bahkan mendekat ijma.
Dalam ayat Mubahalah, kata "istri-istri kami" terbatas hanya kepada Sayidah Fathimah az-Zahra as, sekalipun digunakan dalam bentuk plural. Padahal banyak tokoh perempuan agung lainnya di masa itu, tapi tidak satupun yang diajak untuk bermubahalah. Karena bermubahalah dengan Kristen Najran bukan satu peristiwa biasa. Oleh karenanya, hanya orang-orang maksum dan layak yang dibawa serta oleh Rasulullah Saw. Peristiwa Mubahalah merupakan bagian sejarah Islam yang sangat penting dan tentu saja hadir dalam peristiwa ini membutuhkan keimanan yang luar biasa. Nabi Muhammad Saw hanya memilih Sayidah Fathimah as dari seluruh perempuan muslimah yang ada. Karena beliau berada pada posisi umat dari kalangan perempuan.
Dalam surat al-Insan Allah menjelaskan orang-orang yang baik dengan firman-Nya, "(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (QS. al-Insan: 6-9)
Ayat-ayat ini diturunkan mengenai keluarga putri Rasulullah Saw. Pada waktu itu, Hasan dan Husein as dalam kondisi sakit. Sayidah Fathimah dan Imam Ali as kemudian bernazar untuk berpuasa selama tiga hari bila kedua anak mereka sembuh. Ketika keduanya sembuh, Sayidah Fathimah dan Imam Ali as diikuti kedua anak mereka harus melaksanakan nazar mereka untuk berpuasa selama tiga hari. Namun dalam tiga hari berpuasa itu, setiap harinya ada orang yang datang mulai dari orang miskin, anak yatim dan tawanan yang meminta makan. Akhirnya, selama tiga hari itu pula, makanan untuk berbuka mereka diberikan kepada tiga orang itu. Sebagai bentuk penghargaan atas perbuatan mereka, ayat-ayat surat al-Insan ini diturunkan oleh Allah Swt. (IRIB Indonesia)