Thursday, May 2, 2013

Hikayat Akhlaq

Hasan dan Husein as pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat. Waktu itu ada seorang tua yang sedang berwudhu. Husein as memperhatikan dengan seksama gerakan orang tua itu. Benar, wudhunya tidak tepat! Tapi apa yang bisa dilakukan?
 Husein kemudian memandang kakaknya, Hasan. Dari pandangannya, Hasan merasa Husein ingin menyampaikan sesuatu. Dengan berhati-hati agar jangan sampai orang tua itu merasa sedang dibicarakan, Husein mengisyaratkan matanya ke orang tua itu. Akhirnya Hasan memahami masalahnya dan dengan melihat apa yang tengah dilakukan orang tua itu, ia segera memahami bahwa orang tua itu tidak memahami cara berwudhu yang benar.
Husein dengan perlahan-lahan berbisik ke telinga kakaknya dan berkata, "Bagaimana kita harus mengatakan bahwa wudhu orang tua ini salah?"
 Hasan berpikir sesaat dan berkata, "Kita dapat mengajarinya secara tidak langsung bagaimana berwudhu yang benar."
Husein bertanya, "Bagaimana?"
Hasan as mengutarakan rencananya. Mendengar rencana itu, Husein senang dan menyetujuinya. Mereka kemudian mendekati orang tua itu dan berkata, "Pak! Kami berdua ini adalah saudara. Kami saling menyalahkan wudhu yang lain. Bila Anda bersedia, tolong menjadi pengadil di antara kami agar masalah yang kami hadapi ini selesai dan kami dapat memahami wudhu siapa yang salah."
Orang tua itu menerima dan berkata, "Baiklah. Sekarang kalian berwudhu agar saya melihat siapa yang wudhunya benar."
Husein yang lebih kecil maju ke depan dan mulai berwudhu. Orang tua itu menyaksikan dan merasa bahwa wudhunya benar. Perlahan-lahan orang tua itu mulai memahami bahwa wudhunya yang salah. Tapi ia mencoba bersabar untuk melihat bagaimana saudaranya yang lebih tua berwudhu agar lebih yakin apakah wudhunya salah atau benar.
Hasan as kemudian berwudhu. Wudhu yang dilakukannya sempurna dan tidak ada yang kurang. Pada waktu itulah orang tua itu memahami kalau wudhu dua anak bersaudara ini sempurna dan benar. Sebaliknya, wudhunya yang salah. Setelah itu ia berkata, "Semoga Allah Swt menjaga kalian berdua! Wudhu kalian benar dan tidak ada yang salah. Tapi saya baru memahami kalau sampai sekarang wudhu yang saya lakukan ada kesalahan. Kalian berdua mampu membuat saya memahami kesalahan yang kulakukan selama ini."
 Dua bersaudara itu mengucapkan terima kasih kepada orang tua itu dan mengucapkan selamat tinggal. Tapi... Tapi ada yang menggelitik hati orang tua itu. Ia mengatakan, "Dua anak remaja yang cerdas dan berakhlak ini ingin mengajariku agar memahami kesalahan yang kulakukan selama ini."
Akhirnya, di dalam hatinya, orang tua itu mengucapkan terima kasih kepada dua anak itu di dalam hatinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

No comments:

Post a Comment