Wednesday, March 12, 2014

Estetika Sepakbola


Filsuf Susanne K. Langer merumuskan seni sebagai penciptaan bentuk yang menyimbolkan gejolak perasaan manusia. Contohnya, ungkapan dalam simbol, mengekspresikan manusia melalui abstraksi. Setiap seni menyimbolkan dengan caranya sendiri imajinasi manusia. Musik menyimbolkan perasaan manusia, seni lukis menyimbolkan aneka jenis adegan, dan Sepakbola menyimbolkan ekspresi, abstraksi dan imajinasi dari tim yang berlaga.


           Filsuf R.G. Collingwood menulis dalam buku "The Principles of Art","agar sesuatu menjadi karya seni, sesuatu itu haruslah ekspresif dan imajinatif...." Ferguson mendemonstrasikan salah satu aksioma estetika, bahwa seni berhubungan dengan emosi. Pelatih asal Skotlandia itu memproklamasikan bahwa seni tidak bisa tidak mencetuskan dan mengekspresikan emosi. Seni bukanlah "craft". Seni dalam bola adalah ekspresi emosi. Lantas tim manakah yang akan berjaya ? yang mengetahui dan mampraktekkan emosi dalam bahasa. Apakah estetika dapat menjawab ‘teka teki silang’ hasil sebuah pertandingan sepakbola ? Seni dalam sepakbola merupakan untaian bahasa. Apa itu estetika yang membalut komunikasi. Komunikasi memuat tiga macam seleksi, yakni informasi (information), penyampaian (Mitteilung) dan pemahaman (Verstehen). Sesuatu itu disebut indah berarti ada upaya menghargai dan memuji. Dalam sepakbola keindahan terciptanya gol, keindahan skema permainan, keindahan strategi beserta tehnik tertentu dalam upaya memenangkan permainan tentunya didasari oleh keindahan pemikiran dibalik itu semua.

Personifikasinya merujuk Laga laga  sepakbola membombardir potret ekspresi manusia.
“Sebenarnya, sepakbola itu miniatur tentang filsafat hidup“, Sebuah permainan dimainkan bukan karena ia masuk akal atau tidak masuk akal. Bukan karena ia bisa dipahami atau tidak bisa dipahami. Permainan dimainkan, dan dinikmati, karena ia sebuah permainan.”

Estetika adalah sebuah penilaian tentang keindahan, aspek teknis dalam membentuk sebuah karya, sebuah persepsi yang melibatkan fenomena indrawi dan emosional. Rumusan keindahan seni rupa pada visualisasi, musik pada auditori, puisi pada aspek bait dan rima dan lain sebagainya. Secara sosiologis keindahan juga dikaitkan dengan daya tarik masyarakat, secara hukum, estetis berarti soal keharmonisan norma dan ketaatan terhadapnya; Lantas bagaimana dengan sepakbola ?   

Sepakbola, ya olahraga ini mengambil animo bagian besar dari penduduk bumi. Kita bisa lihat setiap event besar ajang sepakbola panas-dingin emosional masyarakat hingga hubungan internasional dibalut si kulit bundar ini. Para politisi pun tak jarang menjadikan ini sebagai misi kenagaraan. Mussolini contohnya, pemimpin fasis Italia ini mengupayakan segala cara pengaruhnya demi kejayaan negeri pissa ini pada piala dunia 1934 dan 1938. Banyak lagi cerita yang lain, namun tulisan ini bukan membedah politisasi sepakbola.  

Hidup seperti bermain bola. Kita perebutkan kita tendang. Lalu kembali kita kejar, dan seterusnya. Demikian sebuah pengandaian hidup dalam Geguritan dharmapada.

Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan, bersambung (Yusuf Zainal)

No comments:

Post a Comment