Tuesday, February 18, 2014

Psikologi & sosiologi agama

*Agama jika dilihat dari sudut pandang para teolog maka ia berupa sekumpulan dogma-apologi, keyakinan-keyakinan/konsep iman.     
*Agama dilihat dari sudut keberagamaan individu bersifat relatif, dibatasi pengaruh-pengaruh kejiwaan seseorang (responsi stimulus), “realitas” pengalaman spiritual.
*Agama dalam ilmu kemasyarakatan ialah perluasan dari keberagamaan individu-individu, dipengaruhi budaya, adat, kebiasaan.
*Definisi agama merupakan masalah yang belum pernah selesai, tidak ada definisi yang benar-benar memuaskan diterima semua pihak, 2 faktor yang memusykilkan pendefinisian agama, sesuai dengan tujuannya, yakni syarat perlu (ciri masing-masing agama yang berbeda) dan syarat cukup (kekomprehensifan).
*Agama tidak memerlukan definisi (pembatasan) melainkan deskripsi (penggambaran).
*Pengkajian agama dari psikologi untuk memahami keberagamaan perindividu dan sikap mental masyarakat  (banyak individu) yang memeluk suatu agama/orientasi keagamaan.
*Pengkajian agama dari psikologi untuk memahami fungsi dan peranan agama di masyarakat.
*Agama dalam pengintegrasian nilai-nilai seperti konsensus minimal yang timbul di masyarakat adalah bagian dari fungsi agama di dalam masyarakat.
*Sosiologi menggolongkan masyarakat kepada 3 tipe sejauh peranan agama :
1. masyarakat dengan nilai-nilai sakral
2. masyarakat perkembangan nilai
3. masyarakat sekuler
*Sekulerisme dapat melemahkan fungsi agama sebagai pemersatu sekaligus pemecah belah.
*Agama sebagai cara penyesuaian diri, khususnya dengan stimulasi ketegangan manusia, antara lain, kematian dan kekuatan-kekuatan alam seperti bencana dan sebagainya yang tak dapat diramalkan.
*Sains moderen mengambil tempat agama sebagai cara penyesuaian diri, dalam masyarakat sekuler ains menjadi otoritas penjelas kosmologi alam semesta dan kosmologi dinilai kembali
menggunakan tolak ukur sains modern, namun sains tidak mau mencari jawaban ‘mengapa’ terhadap permasalahan mendasar manusia secara moral dan emosional.
*Ketegangan manusia pada masyarakat sekuler modern ditangani oleh psikologi dan psikiatri, dengan kata lain psikologi-psikiatri bisa menjadi jembatan agama dalam masyarakat atau menjalankan (sebagai ganti) fungsi-peranan agama dalam masyarakat.
*Dalam kaitannya dengan sains (di masyarakat sekular modern), Agama (dengan fungsi dan peranannya) : (1) mengembangkan penafsiran yang menyerap sains; (2) memberi makna dari sains; (3) berkembang atau berevolusi dalam gagasan-gagasan, teori-teori masyarakat modern, seperti, demokrasi, Hak asasi manusia, dlsb.
*Antropologi, ilmu yang mempelajari “anthropos” dan “logos”, manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial, penekanannya pada ciri-ciri fisik manusia, adat istiadat, kebudayaan. Perbedaannya dengan sosiologi ialah sosiologi berfokus pada kehidupan sosial masyarakat.

No comments:

Post a Comment